Berkarung-karung kobalt tersebut diangkut dalam kendaraan menggunakan sepeda atau dipikul mengenakan pundak. Kobalt lantas dibawa ke pasar untuk kemudian dijual.
Nahas nyaris semua pialang pemburu kobalt -- yang kelak akan dijual ke raksasa teknologi dunia -- tidak mencari tahu lebih lanjut siapa yang menambang kobalt tersebut.
Tidak sedikit pihak yang mengecam pertambangan kobalt telah melanggar hak asasi manusia dan anak di Kongo.
Satu Juta Orang di Perancis Berhenti Merokok Tahun Lalu, Kok Bisa?
Amnesty Internasional bahkan mendesak perusahaan-perusahaan besar semacam Apple, Microsoft, BMW, Samsung, dan Volkswagen memutus mata rantai perbudakan anak dalam penggalian kobalt.
Sebab produksi kendaraan dan smartphone yang etis mencakup produksi yang memutus mata rantai pekerja anak dan perbudakan di dalamnya.
Dan hingga hari ini Amnesty Internasional bersama pemerintah Kongo masih terus bekerja keras memutus mata rantai itu. (*)