Find Us On Social Media :

Bencana Besar Menanti Rakyatnya Jika Bashar al-Assad Berani Serang Secara Militer Pasukan AS di Suriah

By Seto Ajinugroho, Minggu, 3 Juni 2018 | 03:30 WIB

Bashar al-Assad

Grid.ID - Pernyataan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang mengancam akan mengusir pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari Suriah dengan kekuatan militer berbuntut panjang.

Assad berkata saat ini satu-satunya masalah bagi Suriah adalah keberadaan kelompok militan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.

SDF saat ini sudah menguasai seperempat wilayah Suriah.

Namun begitu Assad masih membuka pintu negosiasi.

BACA : Hawaii Darurat Gunung Api, Pria Tua Lepaskan Tembakan Pada Tetangga Sendiri

"Saya melihat ada dua opsi untuk menyelesaikan masalah ini. Pertama, kami mengedepankan pintu negosiasi," beber Assad seperti dikutip dari Kompas.com.

Presiden 52 tahun itu yakin, dialog masih punya kans untuk berhasil. Sebab, kebanyakan anggota SDF merupakan orang Suriah.

"Mereka jelas cinta negaranya, dan tidak ingin menjadi boneka negara lain," kata pemimpin yang berkuasa sejak tahun 2000 itu.

Akan tetapi jika negosiasi gagal maka api peperangan yang akan berbicara

"Kami bakal melakukannya dengan atau tanpa AS di dalamnya. AS harus meninggalkan Suriah cepat atau lambat," lanjut Assad.

BACA : 5 Gejala Kanker Empedu, Sering Sakit di Bagian Perut Salah Satunya!

"Orang tidak akan menerima kehadiran militer asing di kawasan ini,"

"Ini adalah tanah dan hak kami. Adalah tugas kami untuk membebaskannya. Sekali lagi, AS harus keluar dari sini," kata Assad kembali.

Reaksi Amerika Serikat

Ancaman dari Assad itu langsung mendapat respon dari AS.

Direktur Staf Gabungan Pentagon, Letjen Kenneth McKenzie, berujar AS bakal membalas dlebih keras jika pasukan Assad menyerang mereka atau sekutu mereka, Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

"Semua pihak di Suriah seharusnya mengerti, menyerang AS dan sekutunya merupakan tindakan buruk," kata McKenzie dilansir Russian Today Jumat (1/6).

McKenzie berkata saat ini 2 ribu personel militer AS bergabung dengan SDF yang bermarkas di At-Tanf dekat perbatasan Jordania.

BACA : Terima Surat Berukuran Raksasa Dari Kim Jong Un, Akankah Donald Trump Kirim Surat Balasan yang Lebih Besar?

RT melaporkan, tidak seperti Rusia yang diundang langsung oleh Assad, keberadaan AS di Suriah mengacu hukum internasional.

Di Suriah AS tidak hanya memerangi pemerintahan Assad namun juga ISIS.

"Tidak ada yang berubah. Kami tetap bertahan. Kawasan zona non-konflik penting dipertahankan, dan kami bakal memperhatikan setiap aksi dengan seksama," tambah McKenzie.

Selain McKenzie, juru bicara SDF Kino Gabriel berkata bahwa opsi militer yang ada di benak Assad bakal memberikan kerugian tambahan dan bencana bagi rakyat Suriah.

"Yang kami butuhkan adalah sistem demokrasi yang adil, bebas, yang menyentuh masyarakat dari seluruh etnis dan golongan," kata Gabriel.

Perlu diketahui bahwa militer AS di Suriah didukung dengan kekuatan militer amat besar.

Termasuk kapal Induk, kapal perang dan pesawat tempur milik AS.

Belum lagi ditambah militer Prancis, Inggris dan sekutu lainnya.

Walaupun Rusia ada dibelakang rezim Assad namun paling banter negeri Beruang itu hanya akan memberikan bantuan peralatan militer kepada Suriah jika mereka jadi menyerang AS.

Opsi perdamaian dan negosiasi harus diutamakan demi kelangsungan hidup layak rakyat Suriah.(*)