Grid.ID - Liburan ke Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, kamu tak hanya bisa berwisata alam.
Di Pantai Timang, Tepus, terdapat rumah makan yang menyediakan lobster segar khas lokal.
Siswanto, pemilik kedai makan lobster Pak Sis dibuka sejak dua tahun terakhir.
Akibat booming-nya Pantai Timang, kedainya ikut kecipratan rezeki.
Ketika musim liburan, kedainya bisa mengolah 60-70 kilogram lobster.
Baca juga : Buka Puasa dengan Hidangan Fish And Chips Bikin Kamu Ketagihan
Siswanto menjual lobster per paket, dengan harga Rp 550.000-600.000 untuk wisatawan asing.
"Kalau untuk wisatawan lokal kita kurangi harganya, hanya Rp 400.000 sampai Rp 450.000 per paket yang berisi cumi, ikan, lobster, nasi dan minuman yang bisa dimakan untuk empat sampai lima orang," kata Siswanto.
Menurut dia, lobster yang dimasak dari bumbu rahasia miliknya ini dicari sekitar 70 orang warga setempat sebagai pencari lobster di kawasan Pulau Timang.
Meski permintaan sangat banyak, akan tetapi pasokan bisa tercukupi secara mandiri tanpa harus mendatangkan lobster dari wilayah lain.
Lobster yang diperoleh secara segar ini selalu dicari oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Turis mancanegara mayoritas datang dari Singapura, Malaysia, serta Korea Selatan.
Baca juga : 3 Tips Jitu Agar Tak Kehabisan Tiket Untuk Mudik Lebaran Secara Online
"Karena masih segar jadi banyak wisatawan mancanegara yang suka makan lobster di sini. Bahkan beberapa yang mencoba di tempat lain tetapi balik lagi ke sini," tuturnya.
Diakuinya, ada beberapa hal yang membedakan kedai lobster miliknya dengan yang lain.
Selain lobster yang ada memang masih dalam keadaan segar dan baru dimasak ketika ada pesanan, juga resep rahasia yang ia sebut dengan saus timang.
Saus semacam ini diklaimnya hanya ditemukan di kedai miliknya.
"Karyawan saya saja tidak mengetahui apa itu resepnya," ujar Siswanto.
Siswanto mengatakan, meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pantai Timang membuat kehidupannya berubah drastis.
Baca juga : 7 Aktivitas Wajib di Queenstown Selandia Baru, Ada yang Memicu Andrenalin
Padahal awalnya dirinya nelayan pemburu lobster yang biasa beroperasi di Pantai Timang yang memang terkenal dengan populasi lobsternya yang cukup tinggi.
Lalu bersama beberapa warga, Siswanto membuat gondola.
"Saya mulai berburu lobster tahun 1997, untuk pendapatan yang sangat tidak tentu," katanya.
Waktu itu lobster harus dibawa ke luar Timang ke Kota Wonosari menggunakan angkutan umum.
Dia pun harus memanggul dari Pantai Timang ke jalan utama sekitar 4 km.
Saat itu harga lobster cuma Rp 25.000 per kilogram.
Sampai akhirnya, salah seorang warga Korea yang dia sebut Nyoya Kim datang.
Baca juga : 6 Fakta Pentingnya Asuransi Perjalanan, Bekal Wajib Selama Liburan Lebaran
Saat itu Kim sering datang dan mencoba wahana gondola serta pengolahan lobster menjadi masakan yang enak sehingga bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Tak hanya itu, Nyonya Kim yang saat ini sudah dianggap seperti keluarga sendiri tersebut juga sering mem-posting dan membuat viral wahana gondola serta obyek wisata di Pantai Timang.
"Nyonya Kim yang membantu mempromosikan sehingga pantai Timang terkenal sampai sekarang," ucapnya.
Salah seorang penikmat lobster, Gunawan, warga Patuk, mengatakan lobster di Pantai Timang memang lebih segar dibandingkan warung lainnya.
"Di sini memang lebih segar, tetapi jauh juga kalau ke sini," katanya.
Pantai Timang beberapa kali digunakan keperluan pengambilan gambar acara televisi Korea.
Di sana terkenal dengan gondola yang menyebrangi samudra Hindia yang terkenal dengan keganasan ombaknya. (*)
Baca juga : Mudik ke Kampung Halaman? 5 Daerah di indonesia ini Punya Beragam Obyek Wisata yang Wajib Kamu Kunjungi!Artikel ini juga tayang di Kompas.com dengan judul Liburan ke Gunungkidul, Cicipi Lobster Segarnya!