Mesin X Ray versi pertama, kepala manusia yang menyusut, anatomi tubuh manusia buah karya pemahat legendaris Clemente Susini dan sederet alat peraga medis yang dimiliki The Semmelweis Medical Museum (Semmelweis Orvostörténeti Múzeum) ternyata tidak lebih menarik ketimbang kisah sang empunya sendiri, Dr. Ignaz Semmelweis
Grid.ID - Jika berkunjung ke Budapest, Hungaria, sempatkanlah bertandang ke The Semmelweis Medical Museum (Semmelweis Orvostörténeti Múzeum).
Tempat ini merupakan museum yang digubah dari rumah masa kecil salah satu dokter persalinan paling tersohor, Ignaz Semmelweis.
Di dalam museum, sederet alat peraga medis dan arsip medis Dr. Semmelweis tersimpan rapi.
Kumis Paling Populer Sepanjang Sejarah
Pengunjung dapat menyaksikan mesin X Ray versi pertama hingga anatomi tubuh manusia buah karya pemahat legendaris Clemente Susini.
Namun dari sederet item yang dimiliki museum tersebut, kisah sang empu Dr. Semmelweis bisa dibilang yang paling menarik.
Semmelweis mengawali karirnya dengan bekerja di bangsal persalinan sebuah klinik pada pertengahan 1800-an.
Saat itu di seluruh dunia, nyaris semua wanita yang tengah bersalin dilanda penyakit misterius yang dapat membahayakan keselamatan si ibu.
Jelang Pertemuan Keduanya, Apa yang Sesungguhnya Diinginkan Kim Jong Un dan Donald Trump?
Penyakit itu disebut 'penyakit bawaan bayi' yang hari ini kita kenal sebagai 'demam nifas'.
Kala itu, 30% wanita melahirkan meninggal setiap bulannya.
Semmelweis begitu terganggu menyaksikan hal ini, ia melakukan sejumlah riset namun tak kunjung membuahkan jawaban penyebab kematian ibu-ibu paska persalinan tersebut.
Hingga suatu hari, rekan Semmelweis, sesama perawat tewas usai melakukan serangkaian otopsi.
Semmelweis segera menyadari, tangan rekannya mengalami luka sobek saat tengah mengerjakan otopsi. Darahnya terkontaminasi kuman.
Sejak saat itu Semmelweis menerapkan kebijakan cuci tangan yang ketat di kliniknya.
Ia mengharuskan perawat di kliniknya mencuci tangan menggunakan kapur klorida dan antiseptik.
Ia juga mengharuskan pencucian instrumen medis. Dan berhasil menekan angka kematian di Budapest.
Semmelweis melaporkan temuannya pada Asosiasi Medis Wina, ia mengungkapkan bahwa kebersihan tangan perawat dan instrumen medis bisa mempengaruhi keselamatan pasien.
Bagi sebagian besar ahli medis saat itu, hal ini dianggap tidak masuk akal. Penemuan Semmelweis ditolak mentah-mentah.
Ironisnya Semmelweis meregang nyawa karena tidak mempercayai hipotesisnya untuk mensterilkan tangan dan instrumen medis sebelum lakukan operasi. Ia meninggal karena darahnya terkontaminasi kuman.
Bertahun-tahun setelahnya, Asosiasi Kedokteran Dunia baru mengakui penemuan Semmelweis.
Dan hari ini, setiap dokter pun diwajibkan memastikan kebersihan tangan dan instrumen medis sebelum melakukan operasi. (*)