Grid.ID - Aroma tak sedap dari tubuh bisa mengurangi rasa percaya diri bahkan bisa membuat malu.
Penyebab utama bau badan hingga saat ini adalah keringat.
Tapi ternyata ada banyak faktor yang menjadi penyebab bau badan.
Mulai dari faktor internal hingga eksternal bisa menjadi penyebabnya.
(BACA JUGA: 5 Tips Agar Tubuh Tetap Bugar Meski Bekerja Saat Menjalankan Ibadah Puasa)
Dalam artikel ini kita akan membahas beberapa faktor tersebut.
1.Bakteri
Ada dua jenis kelenjar dalam tubuhmu yakni kelenjar eccrine dan kelenjar apocrine.
Kelenjar eccrine membantu mengatur suhu tubuh dan sekresi dari kelenjar ini ditemukan di seluruh tubuh.
Kelenjar aocrine merupakan kelenjar yang terletak di dekat folikel rambut, ketiak dan kulit kepala.
(BACA JUGA: Ingin Tampil Natural, Deretan Selebriti Ini Menolak Diet Demi Karier Mereka)
Kelenjar ini menghasilkan keringat tebal yang merupakan hasil perpaduan dari protein dan lipid.
Ketika bakteri bersentuhan dengan kelenjar apokrin, maka akan terjadi reaksi kimia dan mengeluarkan aroma tak sedap.
Reaksi ini akan menyebakan bau badan dan akan cenderung memburuk ketika suhu sekitar semakin meningkay atau panas.
2.Berat badan
Alasan lain kenapa bau badan bertmabha lebih buruk adalah berta badan.
Biasanya orang dengan berat badan yang berlebih memiliki bau badan yang lebih buruk.
Hal ini disebabkan oleh keringat yang mungkin yang terselip pada lapisan kulit yang tebal dan pada akhirnya membarikan kesempatan pada bakteri untuk berkembang.
(BACA JUGA: Tak Hanya Menstrual Migraine, Inilah 4 Jenis Migrain Langka yang Tidak Boleh Dianggap Remeh)
3.Stres
Meski sulit untuk dipercaya, rasa stres juga bisa membuat tubuhmu berkeringat.
Ketika kamu merasa stres dan tertekan, itu akan membuat kelenjar apokrin berkeringat lebih banyak dan semakin banyak mengeluarkan aroma tak sedap dari tubuh.
4.Sindrom bau ikan
Sindrom ini merupakan kondisi medis yang langka yang ditandai dengan bau badan yang amis.
Aroma tak sedap ini juga bisa mempengaruhi nafas, urin dan keringat.
Sindrom ini disebabkan oleh faktor internal seperti aturan gen yang salah. (*)