Dalam tradisi Perang Topat, warga Lombok saling berperang dengan melemparkan ketupat.
(BACA JUGA: Wanita Lebih Banyak Mengidap HIV Daripada Pria, Masa sih? Simak Juga Fakta Lainnya Berikut Ini, Penasaran?)
Perang Topat sendiri diadakan dalam rangka mengucap syukur atas berakhirnya puasa sunah umat muslim di Lombok.
Tradisi yang diikuti umat Islam dan Hindu di Lombok ini dilakukan 6 hari setelah hari raya Idul Fitri.
Sebelum Perang Topat, warga berziarah terlebih dahulu ke makam para ulama.
Biasanya, mereka berziarah ke Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro.
(BACA JUGA: Tak Hanya Al, El, dan Dul, Ahmad Syailendra Kini Juga Jadi anak Kesayangan Ahmad Dhani, Intip yuk 6 Potret Lucunya!)
Usai berziarah, prosesi Perang Topat dimulai dengan membawa sesajen berupa hasil bumi yang dilakukan oleh suku Sasak dan tokoh umat Hindu di Lombok.
Kemudian, Perang Topat pun dimulai ketika waktu telah menunjukkan pukul 17.30, tepat di mana matahari mulai terbenam.
Nggak hanya mencerminkan toleransi beragama yang kuat, tradisi Perang Topat sendiri juga mampu mengajak manusia untuk kembali merefleksikan jati dirinya.
3. Tradisi Meriam Karbit di Pontianak