"Jadi, sebelum memimpin pasukanku ke medan perang, kita akan mabuk, mengorbankan seorang remaja setempat, meminum darahnya, lalu menanggalkan pakaian kita dan pergi berperang."
"Kami membantai siapa pun yang kami lihat, memotong kepala mereka dan menggunakannya sebagai bola sepak. Kami telanjang, tidak takut."
"Kami membunuh ratusan orang begitu banyak sampai saya tidak bisa menghitungnya lagi. " ujar Blahyi kepada seorang reporter South African Star.
Gara-gara kekejaman dan keanehannya itu Blahyi disemati julukkan 'General Butt Naked.'
Entah bagaimana Blahyi tidak dihukum akibat kebiadabannya itu dan malah pada tahun 2006 lalu ia menerbitkan buku otobiografinya yang bercerita saat dirinya terlibat dalam perang saudara Liberia.(Seto Aji/Grid)