Grid.ID - Rabu, (13/6) gempa tektonik berkekuatan M 4,8 guncang Sumenep pukul 20.06 WIB.
Gempa berpusat pada koordinat 6,88 LS dan 113,94 BT dengan kedalaman dangakal 12 kilometer.
Gempa ini menyebabkan rusaknya puluhan rumah warga di Sumenep.
Gempa dengan skala lumayan ini membuiat warga panik.
Pasalnya warga setempat selama ini tidak pernah terkena gempa.
Bahkan ada mitos dikalangan masyarakat Madura bahwa Pulau Madura adalah wilayah aman dari gempa.
Tapi mitos itu kemudian mendapat tanggapan dari BMKG.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami dari BMKG Daryono mengatakan Madura sebenarnya adalah kawasan rawan gempa.
Daryono menyebut ada tiga fakta yang menjadi dasar Madura disebut kawasan rawan gempa.
BACA : Kisah Menegangkan Paspampres Indonesia Hampir Tembak PM Israel dan Pengawalnya
"Ada tiga fakta yang mendasari bahwa Madura merupakan wilayah rawan gempa, yakni kondisi tektonik, aktivitas seismisitas, dan catatan gempa dirasakan dan merusak," kata Daryono seperti dikutip dari Kompas.com.
Berikut tiga fakta tersebut.
1. Kondisi tektonik di pulau Madura
Secara tektonik, Pulau Madura menjadi kawasan rawan gempa karena terletak di dalam zona jalur Sesar RMKS (Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala).
Zona sesar RMKS memiliki arah barat ke timur, membentuk zona deformasi dengan lebar sekitar 15 sampai 40 kilometer dan panjang 675 kilometer dari Rembang, Pulau Madura dan Kepulauan Kangean hingga Sakala di bagian timur.
Banyak catatan sejarah yang menjadi bukti sesar RMKS tergolong aktif dan memicu gempa signifikan yang merusak. Beberapa di antaranya seperti Gempa Rembang 1836 (VII MMI), Gempa Pati 1890 (VIII MMI), Gempa Sedayu 1902 (VI MMI), dan Gempa Lamongan 1939 (VII MMI).
2. Bukti aktivitas kegempaan (seismisitas).
Jika diamati, sebaran peta seismisitas wilayah Madura yang sudah terelokasi tampak adanya klaster-klaster aktivitas gempa berkedalaman dangkal yang berasosiasi dengan aktivitas sesar, baik di bagian barat, selatan, dan timur Pulau Madura.
Data gempa ini merupakan bukti konkrit bahwa Pulau Madura cukup aktif aktivitas kegempaannya.
3. Catatan gempa yang dirasakan dan merusak.
Gempa di Pulau Madura tidak hanya dirasakan kemarin malam saja.
Pada 20 Februari 2017 gempa Sampang dengan kekuatan M 3,7 pernah mengguncang wilayah barat Madura seperti Sampang, Torjun, Ragung, Kedungdung, Karangtengah, Blega, dan Konang dalam skala intensitas III MMI. Saat itu dilaporkan banyak warga lari berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkn diri.
"Dengan adanya gempa Sumenep yang terjadi Rabu malam kemarin, maka semakin mengokohkan pendapat kita bahwa Madura memang zona rawan gempa," tulis Daryono.
Sementara itu Kepala BMKG di Kalianget Sumenep, Utsman, mengatakan gempa bumi bukan hanya terasa di Sumenep saja, namun juga diwilayah lain di beberapa kabupaten Madura.
"Gempa bumi berkekuatan 4,8 skala Richter mengguncang sebagian wilayah Kabupaten Sumenep. Getarannya tidak hanya terasa di Sumenep, tapi juga terasa hingga ke sebagian wilayah lain di beberapa kabupaten di Madura," ujar Utsman, Rabu (13/6).
Gempa tidak berpotensi tsunami jadi dihimbau warga tetap tenang dan jangan termakan isu-isu yang tidak dapat dipertanggunjawabkan.
"Jadi mohon masyarakat tetap tenang, dan tidak terpengaruh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," tambah Utsman.(*)