Jenis denim ini dibuat dengan alat tenun kecil untuk menghasilkan jahitan bagian tepi yang tertutup kuat dan tidak terurai.
Jadi bahan yang bagus dan proses yang lama akan mempengaruhi harga jins.
Alat tenun yang lebih besar yang dirancang untuk produksi massal, menenun benang dengan cepat, dan dapat mempercepat proses pembuatan.
Namun, bahan denim yang dibuat dengan cara ini memiliki bagian ujung yang longgar, sehingga membutuhkan jahitan agar benang tidak terurai.
Tentu saja bahan tersebut akan menjadi jins yang mudah robek saat dipakai.
"Intinya adalah, seperti semua manufaktur, ada produksi yang baik dan prosedur produksi yang buruk," kata Alton.
"Ini berawal dari bahan menuju proses manufuktur sebagai usaha menjaga kualitas produk," tambahnya.
4. Mahal belum tentu berkualitas baik
Ini yang paling mengagetkan.
Menurut Byrce Alton kita tidak benar-benar mendapatkan jins berkualitas walaupun sudah membelinya dengan harga mahal sesuai bandrol.
"Biaya untuk produksi jins jelas akan bervariasi tergantung di mana, bagaimana, dan apa yang diproduksi dari semua itu," ujar Alton.
Jins yang dibuat di negara dunia ketiga, seperti China, memiliki biaya yang jauh lebih rendah.
Hal ini karena upah minium pegawai yang bekerja, umumnya juga rendah dibandingkan negara lain.
Namun produk jins China tidak terlalu memandang segi kualitas.
Berbeda dengan jins produksi Amerika Serikat yang mempunyai standar pembuatan tinggi dan upah pekerjanya yang tinggi pula.(*)