Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Salat Id adalah ibadah salat sunah yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Bagi pemeluk Islam, salat Id dianggap sebagai sesuatu yang penting.
Pasalnya, selain jarang dilakukan, salat Id juga bisanya dijalankan setelah melakukan sejumlah ibadah lain.
Salah satunya puasa dan zakat atau sebelum menyembelih hewan qurban.
Dalam tata cara pelaksanaan slat Id, salah satunya meliputi Khotbah sebanyak dua kali.
Karena pentingnya makna salat Id, maka biasanya pemeluk Islam berupaya semaksimal mungkin untuk melakukannya.
BACA: Wah, Dimas Anggara Rayakan Idul Fitri Bareng Nadine Chandrawinata Nih!
Seperti halnya sejumlah warga desa di Sulawesi Selatan berikut ini.
Namun uniknya, alih-alih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Arab, warga justru gunakan bahasa Ibrani.
Seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Jemaah Hawariun Ansarullah Desa Maccinibaji, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menggelar shalat Idul Fitri 1439 H, Jumat (15/6/2018).
Jemaah ini kebanyakan bermukim di hamparan persawahan Borong-borong,
Rupanya jemaah Hawariun Ansarullah menggunakan bahasa Ibrani kuno dalam kesehariannya.
Mereka sebenarnya menetapkan 1 Syawal 1439 H pada Rabu (13/6/2018), berdasarkan perhitungan bulan.
BACA: Gaya Kompak Nia Ramadhani dan Buah Hati Saat Idul Fitri, Ibu Anak Sama-sama Cantik!
Namun, mereka menggelar Idul Fitri pada Jumat ini.
"Sebenarnya menurut pengamatan kami 1 Syawal itu masuk pada hari Rabu pada pukul lima sore lewat.
Namun, kami menggelar Idul Fitri pada hari ini, sebab hari Jumat merupakan hari keselamatan," kata Sultan Daeng Lotteng, pimpinan jemaah Hawariaun Ansarullah.
Dalam shalat Id, khotbah yang disampaikan bahkan menggunakan bahasa Ibrani kuno.
Dalam kesehariannya, jemaah ini juga menggunakan bahasa Ibrani kuno yang meraka sebut dengan bahasa Ibrani Mansyuriah.
Selain penggunaan bahasa, penampilan anggota jemaah juga terbilang unik.
BACA: Inspirasi Busana Kaftan ala Luna Maya Biar Gayamu Makin Kece dan Modis Saat Idul Fitri
Mereka kerap terlihat menggunakan jubah panjang serta memiliki rambut panjang yang berwarna.
"Kami berbahasa Ibrani kuno di mana bahasa ini adalah bahasa kami sendiri," kata Sultan Daeng Lotteng.
Dikutip dari Wikipedia, bahasa Ibrani adalah sebuah bahasa Semitik dari cabang rumpun bahasa Afro-Asia yang merupakan bahasa resmi Israel.
Bahasa ini dituturkan sebagian orang Yahudi di seluruh dunia.
Secara kultural, bahasa ini dianggap sebagai bahasa orang Yahudi.
Meskipun bahasa ini juga dipergunakan oleh kelompok-kelompok non-Yahudi, seperti orang Samaria.
BACA: 10 Ucapan Selamat Idul Fitri dalam Berbagai Bahasa, Mulai dari Inggris, Arab Sampai Afghanistan
Bahasa Ibrani hampir punah sebagai bahasa yang dituturkan pada Abad Kuno, namun terus digunakan sebagai bahasa liturgi Yudaisme dan bahasa sastra serta hanya dipakai untuk mempelajari Alkitab dan Mishnah saja.
Tetapi pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, bahasa ini lahir kembali menjadi sebuah bahasa sejati dengan para penuturnya.
Bahasa ini lalu menggantikan bahasa Arab, bahasa Ladino, bahasa Yiddish dan lain sebagainya sebagai bahasa utama kaum Yahudi sedunia dan di negara Israel kemudian hari.
Bahasa Ibrani merupakan salah satu dari dua bahasa resmi Israel.
Bahasa resmi lainnya adalah bahasa Arab.
Bahasa Ibrani mirip sekali dengan bahasa Aram dan juga masih mirip dengan bahasa Arab.
Bahkan kosakata Ibrani modern, banyak pula meminjam dari bahasa Arab.
Bahasa Ibrani mengalami lima tahap perkembangan yang utama.
Sementara bahasa Ibrani Kuno digunakan sebelum 500 SM.(*)