Find Us On Social Media :

Netizen Khawatirkan Kaki Rafathar, Apa Penyebab Bentuk Kaki O dan X Pada Anak-anak?

By Dewi Lusmawati, Senin, 18 Juni 2018 | 09:29 WIB

Nagita Slavina dan keluarga

BACA JUGA: Room Tour Rumah Raffi Ahmad, Nagita Slavina Ketahuan Punya Ini di Kamar Mandinya!

Kondisi ini mungkin sudah terlihat sejak dini, meski sebagian kasus bisa jadi tidak disadari hingga memasuki usia remaja.

Seiring berjalannya waktu, penyakit ini akan menyebabkan gangguan pada persendian lutut penderitanya.

Adapun penyebab kaki O lainnya adalah Rakhitis, Penyakit Paget dan Dwarfisme.

Kaki O juga bisa disebabkan karena perkembangan tulang yang tidak normal, patah tulang (fraktur) yang tidak sembuh dengan benar, dan keracunan timbal atau keracunan fluoride.

Umumnya kaki O tidak memerlukan penanganan khusus, kecuali jika kasus kaki O sudah tergolong ekstrem atau akan semakin parah jika tidak dilakukan perbaikan.

Dokter akan menganjurkan agar pemeriksaan dilakukan secara teratur yaitu setiap 6 bulan, untuk mengetahui perkembangannya.

BACA JUGA: Raffi Ahmad Baru Beli Rumah, Total Jadi 6 Kavling, Lihat Yuk!

Sementara itu, ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kaki X pada anak-anak.

Di antaranya kelainan genetik, penyakit rakitis yaitu kelainan pada tulang karena kekurangan vitamin D dan kalsium.

Kaki X pada anak bisa juga disebabkan karena cedera pada tulang lutut, tungkai, atau tulang kering, infeksi tulang atau osteomielitis, serta kegemukan atau obesitas.

Kaki X kerap dialami anak kecil, dan umumnya terlihat paling jelas ketika anak berusia 4 tahun.

Kondisi ini hampir selalu merupakan bagian yang normal dari pertumbuhan anak-anak.

Biasanya, kedua kaki anak akan lurus atau normal kembali pada usia enam atau tujuh tahun.

BACA JUGA: Raffi Ahmad dan Nagita Makan Sahur Habis Rp 6 Juta, Seperti Ini Menunya

Kondisi kaki X akibat kelainan bawaan memang tidak bisa dicegah, tetapi dengan penanganan yang tepat, efeknya dapat diminimalkan.

Oleh karena itu, jika terdapat bentuk kaki X berserta gejala-gejala lainnya, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.(*)