Laporan wartawan Grid.ID, Andriana Oky
Grid.ID-Menemukan benjolan di payudara memang bisa membuat siapa saja kaget dan takut.
Bener nggak nih?
Rasa panik sudah pasti, takut iya bingung juga iya.
Tapi kamu harus bisa mengontrol diri kamu sendiri.
(BACA JUGA: Cegah Hipertensi Hingga Kanker, Ini Manfaat Buah Nangka Untuk Kesehatan)
Meskipun tumor ganas harus diangkat dengen pembedahan, tapi tidak semua tumor itu bersifat kanker yang bisa mengancam jiwa.
Pernahkan kamu mendengar tentang fibroadenoma?
Fibroadenoma merupakan gumpalan yang berukuran sekitar 1 cm hingga 2 cm dan tidak bisa menimbulkan rasa sakit.
Kehadirannya dirasakan seperti benjolan kecil di bawah kulit payudara.
(BACA JUGA: Deretan Makanan yang Ampuh Hilangkan Stres, Wajib Dikonsumsi nih!)
Fibroadenoma atau benjolan jinak ini biasanya ditemukan pada wanita muda dengan usia yang masih subur.
Benjolan ini umunya akan menyusut atau menghilang tanpa perawatan khusus setelah menopause.
Meskipun penyebabnya belum diketahui dengan pasti, pengobatan tetap perlu dilakukan.
Kamu bisa melakukan pengobatan secara alami tanpa melakukan operasi.
(BACA JUGA: Sembuhkan Benjolan di Sekitar Payudara dengan 4 Cara Ini)
Berikut beberapa metode pengobatan alami yang bisa kamu terapkan.
1.Kurangi asupan daging
Sebagian besar daging mengandung hormon tambahan yang bisa mengubah keseimbangan hormon pada wanita.
Jadi buat kamu yang suka memanjakan diri dengan daging, cobalah untuk mengurangi asupan daging mulai sekarang.
2.Kurangi asupan estrogen
Asupan estrogen biasanya didapat dari produk kedelai.
Terlalu banyak asupan estrogen bisa menyebabkan fibroadenoma.
Konsultasikan dengan dokter tentang obat dan pola diet apa yang perlu kamu lakukan.
3.Hindari gula olahan
Gula yang dimurnikan dapat mempercepat pertumbuhan tumor pada kelenjar susu.
4.Perbanyak asupan buah dan sayuran organik
Sayuran seperti kale, bayam, seledri dan timun diyakini bisa mengurangi benjolan di payudara.
5.Kurangi asupan makanan berlemak
Hindari makanan berlemak karena banyak mengandung zat karsinogen yang berbahaya. (*)