Find Us On Social Media :

Kisah Wanita Paruh Baya di Tepi Danau Toba, Menunggu Suaminya Korban Kapal Sinar Bangun

By GRID, Sabtu, 23 Juni 2018 | 12:11 WIB

Keluarga korban menunggu di pinggir Danau Toba terkait kabar kerabatnya yang hilang, Jumat (22/6/2018).

Warga asal Gajah Pokki, Haranggaol ini turut melaksanakan ritual Mangelek agar jasad suaminya timbul ke permukaan danau.

Ritual tersebut menggunakan beberapa lembar sirih, yang diletakkan di pinggir danau.

"Ini namanya Mangelek. Seperti memanggil roh agar jasad suami saya timbul ke permukaan," ujarnya dengan mata sembab yang dikutip dari Tribun Medan.

Sebelum meletakkan beberapa lembar sirih di pinggir danau, putri bungsu Maria, Eva Kristiani Nainggolan (15), memanjatkan doa.

Ia berdoa sambil menggenggam sirih.

Selain sirih, keluarga Maria juga meletkkan dua botol minuman tradisional juga diletakkan di pinggir danau.

Baca juga : 7 Fakta Tenggelamnya Kapal di Danau Toba, Korban Hilang Bertambah Jadi 189 Orang

Minuman tersebut merupakan kegemaran Loncer.

"Suami saya suka minuman itu. Jadi, ini upaya memanggil roh suaminya saya agar timbul," katanya.

Maria menilai tim gabungan pencarian korban tak menunjukkan perkembangan.

Bahkan menurutnya, alat canggih dan personel yang mencapai ratusan orang belum memberi tanda-tanda ada harapan.

Selain Maria, puluhan keluarga korban KM Sinar Bangun memilih untuk bertahan di Dermaga Tigaras.

Mereka rela panas-panasan di bawah terik matahari untuk menanti kapal yang datang membawa korban hilang.

Baca juga : Kisah Pasangan Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba, 7 Bulan Lagi Akan Menikah