Kakak kandung Atur, Rismaida Boru Sinaga (52) warga Sosor Nangka, Tigaras, Kabupaten Simalungun mengatakan, malam sebelum kejadian, Atur sempat 10 kali ganti baju menanyakan baju mana yang paling cantik.
"Ada 10 kali dia ganti baju, tanya baju mana yang bagus untuk dipakai pergi besok," kata Rismaida, Jumat (22/6/2018).
"Aku mau pakai baju yang cantik aja mak, baju mana yang cantik ini mak yang kupakai untuk besok," ucap Rismaida menirukan perkataan adiknya Atur.
Baca juga : 7 Fakta Tenggelamnya Kapal di Danau Toba, Korban Hilang Bertambah Jadi 189 Orang
4. Keluarga Saputra Handoko dan Hawaleni Saragih
Saputra Handoko (40), Hawaleni Saragih (35), dan dua adiknya, Fikri Zeriansyah (10), dan Attahyatul Husna (8) adalah penumpang korban KM Sinar Bangun.
"Saya sebenarnya ikut, tapi pagi sebelum kejadian, saya disuruh pulang sama ayah dan mamak. Sementara keluarga tinggal di Samosir," kata Kelvin anak sulung Saputra Handoko di Pelabuhan Tigaras, Kamis (21/6/2018).
Saat dirinya disuruh pulang ke Medan, Kelvin mengaku perasaannya tak enak karena ayahnya lebih banyak diam sebelum kejadian nahas itu.
Setelah pulang ke Medan, betapa terkejutnya Kelvin saat malam hari mendengar kabar KM Sinar Bangun tenggelam pada sore hari.
"Sebenarnya udah firasat kalau itu kapal yang dinaiki mamak sama ayah. Tapi om bilang bukan. Pada pukul 01.00 WIB saya pun ditelepon-telepon, tapi ya kan saya udah tidur. Paginya barulah saya tahu memang kapal yang tenggelam itu yang dinaiki keluarga," ucap Kelvin yang dikutip dari Tribun Medan.
Baca juga :Nahkoda KMP Sumut II Beberkan Alasan Tak Menolong Korban Tenggelamnya Kapal Sinar Bangun
5. Keluarga Luhut Sitinjak
"Sampai siang ini tidak ada lagi yang ditemukan, kami tidak punya harapan lagi," kata Luhut Sitinjak (48), di Pelabuhan Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Selasa.
Warga Panei Tongah Kabupaten Simalungun itu berharap, tim pencari melakukan upaya maksimal untuk bisa segera menemukan jenazah keluarganya.