Grid.ID - Sementara Basarnas dan tim gabungan melakukan pencarian korban kapal motor Sinar Bangun, keluarga korban melakukan doa dan ritual adat.
Hal ini dilakukan oleh Maria bersama dua putrinya yang melakukan ritual "Mangelek" atau memanggil roh suaminya agar timbul ke peermukaan.
Mangelek ini menggunakan beberapa lembar sirih diletakkan di pinggir danau.
Sebelum meletakkan beberapa lembar sirih di pinggir danau, Eva Kristiani Nainggolan (15) putri busngsunya memanjatkan doa sambil menggenggam sirih.
Baca juga : 7 Curahan Hati Keluarga Korban Kapal Sinar Bangun, Ada yang Menjadi Yatim Piatu
Selain itu, dua botol tuak digunakan sebagai proses ritual dan diletakkan di pinggir danau Toba.
"Suami saya suka minum tuak. Jadi ini juga agar memanggil roh suaminya saya agar timbul," ujar Maria yang dikutip dari Tribun Medan.
Tak hanya keluarga korban, penduduk Pulau Samosir, khususnya Keturunan Silau Raja pun turut menggelar doa (ritual) Pangelekan (permohonan) di Perairan Danau Toba dan juga di Tao (Pulau) Malau, Samosir Jumat (22/6/2018).
Menurut silsilah batak Silau Raja adalah anak lelaki bungsu Guru Tatea Bulan dan Si Boru Baso Burning.
Empat abang Silau Raja adalah Raja Uji, Saribu Raja, Limbong Mulana dan Sagala Raja.
Baca juga : 10 Tokoh Bangsa Indonesia Lahir di Bulan Juni, Presiden Hingga Pahlawan Nasional
Silau Raja memiliki empat anak laki-laki yakni, Malau, Manik, Ambarita dan Gurning.
Guru Tatea Bulan memiliki empat putri, salah seorang adalah Nantinjo yang dikisahkan memilih bunuh diri dengan menceburkan diri ke Danau Toba karena menolak dijodohkan pada lelaki yang tidak dia sukai. Keturunan Tatea Bulan, termasuk dari Silau Raja menyapa Nantinjo sebagai namboru atau bibi."Kami marga Malau punya hubungan emosional kepada Namboru kami Nantinjo yang memiliki kekuatan di Danau Toba ini. Dengan kejadian ini, kami prihatin dan tentu berupaya dalam doa. Mudah-mudahan melalui acara doa (ritual) ini, Tuhan yang maha kuasa dan juga Namboru kami memberi kemudahan dalam pencarian korban, serta membantu orang-orang yang melakukan pencarian,"ujar Krimson Malau yang dikutip dari Tribun Medan.
Baca juga : Nahkoda KMP Sumut II Beberkan Alasan Tak Menolong Korban Tenggelamnya Kapal Sinar Bangun
Secara terpisah, dikutip dari Tribun Medan, Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih akan memberikan fasilitas bagi keluarga korban hilang yang meminta agar disediakan kapal untuk melakukan ritual adat Toba.
"Saya minta ada Gondang, sepanjang itu demi kebaikan. Saya sebagai pemerintah tetap mendukung, karena kita semua berupaya untuk menemukan kapal dan jenazah-jenazah yang menjadi korban," kata JR Saragih di Pelabuhan Tigaras, Jumat (22/6/2018)
JR menuturkan bahwa fasilitas ini diberikan kepada warga yang ingin melakukan doa dan akan dilakukan besok sore, Sabtu (23/6/2018) secara adat kepercayaan orang dahulu.
"Kita akan siapkan kapalnya, Gondang, tapi kalau upacara, biar para keluarga korban yang meminta yang melakukan. Saya hanya menyiapkan Gondang, sarume taruh di kapal. Pokoknya bagaimana aman dan membuat jadi nyaman," ujarnya.
Seperti diketahui, hingga pencarian hari keenam, tim masih mencari 184 korban yang hilang.
Petugas masih menemukan 22 korban dengan rincian 19 dalam keadaan selamat termasuk nahkoda Kapal KM Sinar Bangun dan tiga dalam kedaan meninggal dunia. (*)
Baca juga : Lagi, Kapal Motor Kecelakaan di Perairan Danau Toba, 1 Orang Belum Ditemukan