Kebijakan pemisahan keluarga yang digaungkan rezim Trump tak hanya menyulut badai protes di seluruh penjuru dunia, warga AS pun turut mengecam kebijakan yang dinilai tak manusiawi tersebut namun sebagaimana kita tahu, bukan Trump namanya jika menghentikan kontroversi dalam sekejap
Grid.ID - Belum reda gelombang protes terkait kebijakan pemisahan keluarga, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, Minggu (24/6/2018).
Melalui akun Twitternya, Trump menyerukan AS mendeportasi para imigran gelap tanpa proses pengadilan.
Ahli Sejarah Mengklaim Temukan Karya Pertama Leonardo Da Vinci
"Kami tidak dapat membiarkan semua orang menginvasi negara kami. Kami harus -- tanpa hakim dan proses pengadilan -- mengembalikan mereka ke negara asalnya," tulis Trump dalam cuitan terbarunya.
Tak berhenti sampai disitu, Trump juga menganggap dunia tidak adil menyikapi kebijakan imigrasi pemerintahannya.
Menyoal penanganan kasus imigran gelap, Trump berseloroh rezimnya melakukan kebijakan yang jauh lebih baik ketimbang pemerintahan Bush dan Obama.
"Kami melakukan pekerjaan yang lebih baik ketimbang Bush dan Obama. Kami membutuhkan kekuatan dan keamanan di perbatasan dan kami tidak dapat menerima semua orang yang mencoba masuk negara kami. Perbatasan kuat, kejahatan sirna!" tulis Trump.
Kebijakan pemisahan keluarga yang digaungkan rezim Trump tak hanya menyulut badai protes di seluruh penjuru dunia, warga AS pun turut mengecam kebijakan yang dinilai tak manusiawi tersebut.
Gara-gara Kebijakan Pemisahan Keluarga, Sekretaris Pers Gedung Putih Diusir dari Restoran
Reaksi tajam dari segala penjuru itu memang memaksa Trump menandatangani perintah pembatalan kebijakan pemisahan keluarga, Rabu (20/06/2018).
Namun demikian, Trump bersikeras AS akan tetap mempertahankan kebijakan 'nol toleransi' di perbatasan betapapun para keluarga imigran dapat tinggal bersama.