"Erupsi Gunung Anak Krakatau adalah hal yang biasa. Gunung ini masih aktif untuk tumbuh besar dan tinggi dengan melakukan erupsi," tuturnya.
Bahkan melalui akun Twitternya, @Sutopo_PN, ia menghimbau masyarakat untuk tidak khawatir.
Gunung Anak Krakatau baru muncul dari permukaan laut tahun 1927.
Rata-rata tambah tinggi 4-6 meter per tahun.
Energi erupsi yang dikeluarkan juga tidak besar. Sangat kecil sekali peluang terjadi letusan besar seperti letusan Gunung Krakatau pada 1883.
"Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak mungkin untuk saat ini. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," bebernya.
Sutopo mengaku, sejak 18 Juni 2018, Gunung Anak Krakatau memang mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Ada pergerakan magma ke luar permukaan sehingga terjadi erupsi.
BACA JUGA: Erupsi Lagi Tadi Malam, Warga Diminta Waspadai Informasi Hoax Gunung Merapi
Menurut PVMBG pada 18 Juni 2018, selain gempa vulkanik dan tektonik, mulai terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo 1 – 21 mm (dominan 6 mm).
Pada 19 Juni 2018, gempa Hembusan mengalami peningkatan jumlah dari rata-rata 1 kejadian per hari menjadi 69 kejadian per hari.