Pada tahun 2017, seorang gadis kecil yang juga berasal dari Malaysia mengalami kejadian serupa.
Kakinya membengkak dan mengeluarkan banyak guratan merah.
Di Indonesia, kasus wisatawan yang tersengat ubur-ubur juga sering terjadi.
Melansir Tribun Jogja, Sebanyak 79 kasus sengatan ubur-ubur terjadi selama libur lebaran lalu hingga hari Senin (25/6/2018), dan tersebar di berbagai pantai selatan Gunungkidul.
(BACA JUGA: Mengemudi 17 Jam Tanpa Henti, Sopir Bus Pingsan dan Terserang Stroke Tiba-tiba Saat Berkendara)
Marjono, koordinator Sar Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, mengatakan korban kebanyakan anak-anak karena mereka tidak tahu bahayanya sehingga ubur-ubur terinjak atau malah digunakan sebagai mainan.
"Perkiraan muncul ubur-ubur atau impes pada bulan Juli hingga Agustus," terangnya.
Sementara itu, dari 2.000 spesies ubur-ubur, hanya 70 jenis yang serius membahayakan atau terkadang membunuh orang.
Sengatan ubur-ubur yang paling umum menghasilkan rasa sakit, gatal, dan ruam merah yang berlangsung selama beberapa hari.
(BACA JUGA: Heboh, Warga Temukan Ikan Monster Seukuran Orang Dewasa di Sungai Brantas, Simak 5 Faktanya)
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, ada cara paling mudah untuk mencegah sengatan racun ubur-ubur, yaitu menggunakan alas kaki.
Jika tersengat ubur-ubur, cara terbaik untuk menentukan bagaimana luka sengat seharusnya diobati adalah dengan proses identifikasi spesies oleh ahli kesehatan.
Yuk, utamakan keselamatan di manapun berada. (*)