Karena kabur dari rumah, Beiranvand tidak memiliki tempat tinggal tetap untuk tidur setiap malamnya.
Ia sering menghabiskan malamnya di Azadi Tower, di mana ada banyak migran miskin berkumpul.
Bahkan ia sempat dikira pengemis karena ketika tidur di dekat pintu klub, ia menemukan koin yang dijatuhkan orang-orang untuknya.
7. Berganti-ganti mencari tumpangan untuk tidur
Hidup sebagai tunawisma membuatnya kesulitan untuk mendapatkan tempat tidur pada malam hari.
BACA JUGA Terkenal Berkat Aksi Video Tik Tok dan Jadi Idola Remaja Wanita, ini 5 Potret Bowo Alpenliebe
Beiranvand bahkan sempat berganti-ganti pekerjaan selama beberapa kali.
Mulai dari bekerja di pabrik penjahit, tempat cuci mobil, toko pizza sampai menjadi penyapu taman.
8. Sempat dipecat dari klub sebelum masuk ke tim U-23
Beiranvand mulai bersinar ketika ia dipilih untuk masuk ke tim U-23 Iran.
Sebelumnya, ia pernah dipecat oleh manajernya karena ketahuan bermain dengan klub lain.
Pada tahun 2015, Beiranvand akirnya menjadi kiper pilihan pertama Iran yang mengantarkannya untuk menjadi penjaga gawang Piala Dunia 2018 di Rusia.
"Saya mengalami banyak kesulitan untuk membuat impian saya menjadi kenyataan, tetapi saya tidak memiliki niat untuk melupakan mereka. Karena merekalah yang membuat saya bisa seperti ini sekarang", kata Beiranvand saat mengenang perjuangannya.
BACA JUGA Rizal Armada Akhirnya Resmi Nikahi Kekasihnya, Ini Dia Mas Kawinnya!
Sekarang, ia memiliki kesempatan untuk mewujudkan impian lainnya, bermain di Piala Dunia dan mungkin akan pindah ke klub Eropa.
Alizera Beiranvand mungkin tidak setampan Haghighi, tetapi kisah hidupnya yang epik bisa menjadi inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Bahwa, untuk mewujudkan sebuah impian diperlukan sebuah kegigihan dan perjuangan tanpa ada kata menyerah.
Keep fighting, Alireza Beiranvand! (*)