Untuk itu, pameran ini diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar akan pernikahan tradisional yang kian meningkat, dimana pameran pernikahan internasional pada umumnya tengah mengalami suatu titik saturasi atau kejenuhan khususnya di kalangan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Nantinya akan ada lebih dari 50 penyedia jasa pernikahan turut berpartisipasi pada pameran kali ini.
Tidak hanya itu saja, yang menarik pada pameran pernikahan tradisional kali ini adalah program Golden Hours yang berlangsung selama 3 jam di hari Jumat mulai dari pukul 17:00 WIB hingga 20:00 WIB, Sabtu dan Minggu mulai dari pukul 16:00 WIB hinga 19.00 WIB.
(Baca juga: Anggun dan Elegan, Intip Penampilan Victoria Beckham Menghadiri Royal Wedding Meghan Markle-Pangeran Harry yuk!)
Hadiah yang ditawarkan terdiri dari diskon khusus hingga 50% dan lelang unik paket jasa pernikahan, mulai dari foto pre-wedding, kebaya pernikahan, wedding organizer, wedding decoration, perhiasan hingga music entertainment dimulai dari harga paket terendah Rp. 1.500.000 saja.
Untuk memeriahkan dan menambah kemewahan pameran tiga hari ini, akan ada 3 perancang busana kebaya tradisional akan memamerkan busananya.
Perancang busana tersebut adalah Aluira Kebaya, Eva Pudjojoko dari Rumah Kebaya dan Fitri Alamsjah.
Aluira Kebaya akan melakukan fashion show tunggal pada hari Jumat 29 Juni 2018 mulai dari pukul 18:30.
Dalam show ini, Aluira kebaya mengangkat konsep Simple Glamour yang menampilkan sentuhan klasik dan simpel dengan potongan pas badan dari kain tile yang dibordir dengan brokat yang dibuat dengan ekor panjang sekitar 0.5 meter hingga 1 meter.
(Baca juga: Brand Lokal Usung Tema Lukisan Klasik Indonesia untuk Pameran Streetwear Terbesar di Dunia)
Kemudian dua desainer lainnya, yakni Rumah Kebaya dan juga Fitri Alamsjah akan menampilkan koleksi busananya dalam parade kebaya pada hari ketiga pelaksanaan pameran ini.
Eva Pudjojoko dari Rumah Kebaya menampilkan konsep kebaya kutubaru Hijau Emerald.
Kebaya ini menampilkan konsep yang menyejukkan dari warna hijau dan keanggunan.
Kutubaru merupakan secarik kain yang menghubungkan lipatan kebaya bagian dada dan sebagai simbol kebersahajaan nan mempesona.
Terakhir, yaitu Fitri Alamsjah yang akan menampilkan busana dengan konsep Cultural Diversity yang menonjolkan desain kebaya yang klasik nan elegan sehingga penggunaan detail tidak terlihat berlebihan. (*)