Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali mengeluarkan asap setinggi 1.500 meter pada Kamis (28/6/2018).
Sebelumnya, pada Rabu malam Gunung Agung juga sempat mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 2.000 meter..
Hal ini seperti dikutip Grid.ID dari unggahan akun Twitter Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Pada 28 Juni 2018, melalui akun @Sutopo_PN, ia mengunggah sebuah postingan.
"Gunung Agung sempat erupsi dengan tinggi kolom abu 2.000 meter pada 27/6/2018 pukul 22:21 WITA.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
BACA JUGA: Status VONA Oranye, Warga Sekitar Gunung Agung Mengaku Mendengar Suara Gemuruh
Tidak ada dampak merusak.
Status Gunung Agung tetap Siaga.
Bali tetap aman dan nyaman," tulis @Sutopo_PN .
Pada Kamis (28/6/2018) pagi, Gunung Agung terlihat mengeluarkan asap berwarna putih.
"Gunung Agung keluarkan asap putih kelabu dar puncak kawah dengan intensitas sedang hingga tebal ketinggian 500 m pada 28/6/2018 pukul 10:59:12 WITA.
Status Siaga.
BACA JUGA: Abu Vulkanik Gunung Agung Menutupi Ruang Udara, Bandara I Gusti Ngurah Rai Ditutup Selama 16 Jam
Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari puncak.
Penerbangan aman.
Bali tetap aman," tulis @Sutopo_PN dalam postingannya.
Gunung Agung terus menghembuskan asap dan abu vulkanik hingga Kamis (28/6/2018) malam.
Aktivitas dorongan magma ke permukaan terus berlangsung.
Namun demikian, status Gunung Agung masih Siaga (level 3).
BACA JUGA: Gunung Agung Keluarkan Asap, Empat Penerbangan ke Bali Dibatalkan
Dikutip dari unggahan akun Twitter Sutopo Purwo Nugroho, pada Kamis (28/6/2018) malam, terlihat cahaya api di atas kawah Gunung Agung.
Hal ini dianggap merupakan pertanda adanya aliran lava.
"Hembusan asap dan abu vulkanik Gunung Agung menerus dan stabil.
Terlihat cahaya api di atas kawah yang menandakan adanya aliran lava.
Sebaran abu meluas.
Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup pada 29/6/2018 pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA. Masyarakat dihimbau tenang," tulis @Sutopo_PN.
BACA JUGA: Meski Gunung Agung Kembali Alami Erupsi dan Keluarkan Asap Putih, Penerbangan di Bali Tetap Aman
Sebelumnya, dikutip dari Tribun Bali, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM merekomendasi pihak otoritas penerbangan agar waspada melewati atas Gunung Agung.
Hal tersebut dengan telah ditetapkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) dari level kuning ke oranye per 26 September 2017.
"Untuk Gunung Agung, kami mengeluarkan level VONA oranye. Disebutkan dalam VONA oranye ini tinggi abu masih nol. Tapi karena status gunung agung level IV Awas. Kami pasang alat levelnya di oranye," jelas Kabid Mitigasi Gunungapi Kementrian ESDM, I Gede Suantika, Rabu (27/9/2017) di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali.
Naiknya level VONA dari kuning ke oranye dikatakan Suantika terindikasi akibat gempa yang terjadi pada Selasa (26/6/2018) dengan kekuatan 4,2 skala ricther.
Peningkatan level VONA ini karena adanya aktivitas atau gejala di permukaan Gunung Agung.
"Jadi hanya Gejala di permukaan saja yang kita umumkan ke pilot, bahwa level VONA nya sudah naik dari kuning ke oranye. Karena setiap saat meletus, Gunung Agung bisa melontarkan abu ke atas setinggi 5 KM sampai 10 KM," terang Suantika.
BACA JUGA: Kembali Alami Erupsi, Begini Status Gunung Agung Menurut Juru Bicara BNPB
"Sekarang kan kondisi gunung agung kritis atau level IV awas. Saat pesawat sedang di udara, dan jika tidak mempunyai informasi VONA ini, pesawat masuk wilayah Gunung Agung. Tiba-tiba terjadi letusan. Yang jelas dengan adanya VONA level oranye ini, pilot harus waspada," imbuhnya.
Ditanya apakah dengan naiknya level VONA dari kuning ke oranye, pesawat masih bisa melewati kawasan Gunung Agung, pihaknya menyatakan, hal tersebut tergantung kebijakan dari otoritas bandara.
"Yang jelas kami sudah mengeluarkan informasi ini. Itu tergantung keputusan otoritas bandara. BPMBG hanya merekomendasikan pihak penerbangan untuk mewaspadai kenaikan level VONA ini," ujarnya.
Pada Jumat (29/6/2018) dini hari, Komunitas Bandara I Gusti Ngurah Rai menggelar rapat bersama membahas kondisi terkini aktivitas Gunung Agung.
Rapat itu dipimpin langsung oleh Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Nusra, Herson di Ruang Jepun Gedung Wisti Sabha Angkasa Pura I.
"Ploting VAAC Darwin memprediksi terjadi sebaran ke atas permukaan dengan ketinggian 23.000 feet yang mempunyai kecepatan 10 Knot, sudah menutupi ruang udara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai-Bali. Sehingga kami putuskan menutup sementara operasional Bandara," ungkap Herson.
Ia menambahkan operasional Bandara ditutup sekira 16 jam dari mulai pukul 03.00 WITA hingga 19.00 WITA nanti malam.
Tak hanya Bandara Ngurah Rai di Bali yang harus ditutup terkait sebaran abu vulkanik Gunung Agung.
Dikutip Grid.ID dari unggahan akun Twitter @Sutopo_PN, pada Jumat (29/6/2018) pagi ada 2 Bandara lain yang terpaksa ditutup.
Yakni Bandara Blimbing Sari di Banyuwangi dan Bandara Noto Hadinegoro di Jember.
Kedua Bandara ini terletak di Jawa Timur.
"3 bandara ditutup terdampak abu vulkanik G.Agung:1. Bandara Internasional IG Ngurah Rai ditutup 29/6/2018, 03.00 WITA - 19.00 WITA.
BACA JUGA: Wow, Setelah Erupsi, Ada yang Berbeda dari Gunung Agung Tadi Malam, Ini Dia Fotonya
2. Bandara Blimbing Sari di Banyuwangi ditutup 29/6/2018 hingga 17.00 WIB.
3. Bandara Noto Hadinegoro di Jember ditutup 29/6/2018 hingga 17.00 WIB," tulis @Sutopo_PN.
Tak seperti Bandara Ngurah Rai, 2 Bandara di Jawa Timur itu dijadwalkan ditutup hingga pukul 5 sore hari ini.
Penutupan ini disebabkan karena debu vulkanik terdetekasi bergerak ke arah Barat-Barat Daya dari Gunung Agung.(*)