Situasi ini diikuti dengan penurunan suhu yang memisahkan antara air permukaan yang hangat dan air kedalaman yang dingin.
Dikutip dari Tribun Medan, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mulai menurunkan alat canggih dalam pencarian bangkai KM Sinar Bangun.
BACA JUGA: Beredar Foto KM Sinar Bangun Masih Utuh di Dasar Danau Toba, Hoaks atau Asli?
Sejumlah peralatan seperti Multi Beam Echo Sounder digunakan untuk memetakan kondisi di dasar Danau Toba.
Adapula Remotely Operated Vehicle (ROV) atau robot di bawah air ditujukan untuk memastikan indikasi bangkai kapal dengan cara menangkap visual objek yang ditemukan secara langsung.
Berdasarkan unggahan akun Twitter resmi Humas Basarnas pada 26 Juni 2018, robot ROV ini diketahui bisa digunakan hingga kedalaman 1000 meter.
"Pemasangan remoted underwater operated vehicle (rov) yg dpt digunakan hingga kedalaman 1000meter..pencarian km sinar bangun ini dipimpin langsung oleh kepala basarnas..mohon doanya agar km sinar bangun bisa segera ditemuakan..avignam jagat samagram," tulis @humas_basarnas.
Hari pertama pencarian bangkai kapal menggunakan ROV pada Rabu (27/06/2018), robot tersebut beroperasi dengan baik hingga kedalaman 450 meter.
ROV bahkan mencapai dasar danau di sekitar lokasi yang diduga jadi tempat karamnya kapal.
Meski demikian, ROV belum menemukan langsung objek yang diperkirakan sebagai KM Sinar Bangun.
Operasi hari pertama dipimpin langsung Kepala BASARNAS Marsekal Madya Saugy dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL, BMKG, PT. PADI, dan PT MGS.