Find Us On Social Media :

Mengintip Pesona Alam Tangkuban Perahu yang Tak Akan Pernah Padam!

By Widyastuti, Sabtu, 30 Juni 2018 | 20:28 WIB

Kawah yang Terdapat di TWA Tangkuban Perahu

Laporan Wartawan Grid.ID, Widyastuti

Grid.ID - Pesona keindahan taman wisata alam (TWA) Tangkuban Perahu tak pernah padam.

Tempat wisata yang beralamat di Kecamatan Lembang, Kabuapaten Bandung Barat, Jawa Barat tersebut masih selalu diminati pengunjung, baik wisatawan lokal maupun asing.

Udara sejuk, pemandangan gunung yang konon berbentuk seperti perahu tertelungkup hingga kawah di sekitaran gunung itulah yang membuat TWA Tangkuban Perahu tak pernah sepi pengunjung.

Meski harus melalui jalan yang cukup terjal karena berkelak-kelok tampaknya tidak menjadi sebuah alasan untuk para pengunjung mengurungkan niat berwisata.

(BACA JUGA: Jambolang Pupuk Kemandirian pada Ratusan Bocah Petualang)

Hanya dengan membayar tiket masuk Rp20 ribu untuk per orang, Rp12 ribu untuk kendaraan roda dua, Rp25 ribu untuk kendaraan roda empat, dan Rp110 ribu untuk kendaraan roda enam pengunjung dapat dengan bebas menikmati pemandangan alam yang membuat takjub tersebut tanpa batas waktu.

Namun berbeda dengan akhir pekan, harga naik Rp10 ribu untuk masing-masing tiket.

Kendati demikian, rupanya harga murah tersebut hanya berlaku untuk wisatawan lokal, untuk wisatawan asing biaya tiket masuk Rp200 ribu di hari kerja dan Rp300 ribu untuk akhir pekan.

Di sekitaran TWA Tangkuban Perahu tersebut juga terdapat banyak penjual makanan khas daerah setempat, seperti cilok, hingga makanan khas daerah Sunda lainnya.

Tak hanya makanan, pengunjung juga dapat dengan mudah membeli oleh-oleh barang khas setempat di TWA Tangkuban Perahu.

Pengunjung juga dapat berkeliling TWA Tangkuban Perahu dengan menaiki kuda yang banyak disewakan di lokasi.

Tak lupa juga untuk yang hobi mengabadikan foto dengan cetak langsung, banyak terdapat tukang foto keliling di sana.

Di sekitaran kawah dengan aman dibatasi pagar, sehingga pengunjung bisa melihat pemandangan dengan batas yang sudah ditentukan tersebut.

Oh ya, bagi wisatawan Muslim tampaknya tak perlu khawatir, di kawasan TWA Tangkuban Perahu tersebut juga sudah dibangun masjid besar yang cukup banyak menampung pengunjung untuk beribadah.

Mengapa Dinamakan Tangkuban Perahu?

Seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com Geografiwan sekaligus Pengamat dan Pecinta Lingkungan, T. Bachtiar menjelaskan soal gunung yang dikenal dengan nama Gunung Tangkuban Parahu itu.

Menurutnya, gunung tersebut terlihat bentuknya seperti perahu terbalik karena ada dua kawah yang berdampingan antara arah barat dan timur.

Artinya, gunung tersebut hanya terlihat seperti perahu terbalik dari arah selatan (Lembang) saja. "Karena ada dua kawah yang berdampingan dengan arah barat dan timur. Jadi, terlihat gunung itu dari arah selatan seperti perahu terbalik.

(BACA JUGA: 250 Bocah dari Berbagai Daerah Siap Lakukan Petualangan di Alam Bebas)

Itu sebabnya mengapa Gunung Tangkuban Parahu, bentuknya terlihat seperti perahu yang terbalik. Jadi hanya orang yang melihat dari arah selatan yang melihat gunung itu seperti perahu yang terbalik," kata Bachtiar di Bandung seperti dilansir Grid.ID dari Kompas.com.

Namun, bukan hanya itu, ada juga cerita rakyat mengenai TWA Tangkuban Perahu tersebut.

Dengan bantuan makhluk halus, Sangkuriang yang sakti berusaha membangun perahu dan danau. Kekasihnya, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membuat danau lengkap dengan perahunya dalam semalam.

Sebuah syarat jika Sangkuriang berhasil membuatnya sebelum fajar menyingsing, maka Dayang Sumbi mau menikah dengan Sangkuriang. Apa daya, fajar merekah dan para makhluk halus yang membantu Sangkuriang pun pergi terbirit-birit.

Perahu sudah jadi, tetapi danau belum rampung. Sangkuriang gagal! Dengan penuh amarah, Sangkuriang menendang perahu yang baru jadi setengah. Perahu itu pun terlempar dan terbalik, lalu berubah menjadi gunung.

(BACA JUGA: Catat, Inilah 4 Pecahan Uang Rupiah yang Harus Ditukarkan Sebelum 31 Desember 2018)

Sebenarnya, fajar belum datang. Itu hanya akal-akalan Dayang Sumbi dengan membentangkan kain putih. Kain yang bersinar itu seakan-akan fajar yang menyinsing. Ia tak ingin menikahi Sangkuriang karena ternyata Sangkuriang adalah anaknya. Tak mungkin seorang ibu dan anak menikah.

Kisah lengkapnya tentu Anda sudah tahu. Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi begitu melekat di setiap orang Indonesia. Inilah salah satu kekuatan daya tarik wisata dari TWA Tangkuban Perahu.

Bagaimana, berniat untuk mengisi waktu libur di TWA Tangkuban Perahu? (*)