Serangan mendadak militer Indonesia berhasil membuat kacau balau pertahanan Permesta dan PRRI, banyak anggota pemberontak menyerah sebelum melakukan perlawanan.
Operasi sukses, pemberontakan berhasil dipadamkan.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata terdapat banyak persenjataan canggih macam rifle Garand, Springfield, Recoilless dan Bazooka dalam kondisi gress alias baru buatan Amerika yang dipakai oleh pemberontak PRRI.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa Amerika melalui CIA nya ikut mendukung Permesta dan PRRI.
Sejatinya Operasi Tegas juga merupakan respon pemerintah Indonesia yang memang mengetahui bahwa Amerika Serikat ikut mendukung dibalik layar pemberontakan Permesta/PRRI.
Sebab, Mei 1958 sebelum operasi Tegas dilakukan seorang pilot bayaran CIA bernama Allen Lawrence Pope dengan pesawat pembom B-26 Invader berhasil ditembak jatuh setelah sebelumnya melakukan berbagai serangan terhadap kesatuan militer Indonesia di Donggala, Ambon, Balikpapan dan Ternate.
Allen Pope masih hidup ketika pesawatnya ditembak jatuh, ia kemudian ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia.
Hal ini membuat Amerika malu bukan kepalang di mata dunia karena mereka terbukti ikut merongrong kedaulatan sebuah negara berdaulat melalui gerakan rendahan macam pemberontakan.(Seto Aji/Grid.ID)