Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Fitria C
Grid.ID - Apendisitis atau radang usus buntu mungkin sudah sering kita dengar.
Radang usus buntu adalah peradangan pada bagian kecil berbentuk jari yang ada di usus besar.
Organ non-fungsional ini terletak di daerah perut bagian bawah dan memiliki panjang dua sampai empat inci.
Radang usus buntu ini menyebabkan rasa nyeri tak tertahankan dan membuat seseorang kesakitan.
Banyak terjadi para orang biasa, bagaimana jika radang usus ini terjadi saat masa kehamilan ya?
(BACA JUGA : Penampilan Cantik Laudya Cynthia Bella dengan Kerudung Turban, Cantik dan Modis Banget)
Dikutip dari Mom Junction, meski jarang ditemui di masa kehamilan, risiko apendisitis selama masa kehamilan tetap ada.
Apendisitis bisa menyerang karena beberapa sebab :
1. Akumulasi kotoran yang menyumbat usus buntu
2. Pembentukan endapan feses di apendiks, yang juga disebut sebagai batu apendiks
3. Kehadiran mikroba usus, seperti cacing kremi, di saluran pencernaan
(BACA JUGA : 4 Kebiasaan Buruk yang Secara Perlahan Akan Merusak Kecantikan Kamu)
4. Tak sengaja menelan zat asing yang mungkin bisa menetap di usus buntu
5. Infeksi bakteri seperti campak, salmonella atau bakteri Shigella
5. Apendisitis juga bisa bersifat genetik.
Risiko radang usus buntu lebih tinggi jika anggota keluarga telah menderita sebelumnya.
Nah untuk penanganannya, ada dua cara yang bisa ibu hamil lakukan.
(BACA JUGA : Anti Mainstream, Ini Potret Maternity Mytha Lestari yang Simpel dan Romantis)
Obat-obatan
Antibiotik bisa untuk mengobati peradangan ringan dan infeksi.
Operasi/pembedahan
Jika usus buntu sudah parah, operasi adalah satu-satunya jalan keluar.
Operasi laparoskopi cukup dilakukan jika usia kandungan masih pada trimester pertama dan kedua.
Namun, jika ibu sudah berada di trimester ketiga, ibu memerlukan operasi besar.(*)