Menurut Tejo, kue lompong yang menjadi kuliner khas Kutoarjo ini sudah ia temui sejak ia berumur 10 tahun.
"Dari jaman saya kecil, itu saya sudah ada. Yah umur 10 tahun.
Sekarang banyak yang budidaya itu jadi ciri khas Kutoarjo. Dari dulu yang buat orang tua," ujarnya.
Saat ini, klaras sulit ditemukan, menurut Tejo. Padahal, klaras tersebut menentukan aroma kue lompong.
"Kalau pake daun pisang yang masih di pohon itu gak bisa. aromanya beda," paparnya.
Di Kutoarjo, kue lompong masih banyak bisa ditemukan di pasar-pasar dan rumah makan.
Kue lompong juga sering dibeli untuk oleh-oleh dan disantap sebagai sarapan.
Kue lompong dijual mulai dari Rp 2.000 per buah. (*)