Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Segala hal mengernai peristiwa langka memang selalu menarik perhatian.
Manusia pasti berbondong-bondong untuk menjadi saksi beragam peristiwa unik yang terjadi di alam semesta.
Terutama saat peristiwa tersebut bisa terlihat oleh mata telanjang.
Seperti halnya dua peristiwa langit yang akan terjadi di bulan Juli 2018 ini.
Masyarakat Indonesia beruntung karena bisa menyaksikan dua hujan meteor yang indah dalam satu bulan ini.
Yang pertama ada hujan meteor Kaprikornid yang akan terjadi pada 8 Juli hingga 10 Agustus 2018 nanti.
Baca : Trik Jualan Anti Mainstream Penjual Es Teh di Yogyakarta: yang Cantik Nggak Usah Bayar!
Mengutip dari artikel terbitan Bobo.grid.id, sesuai namanya hujan meteor Kaprikornid ini akan terlihat berasal dari rasi bintang Capricorn alias Kaprikornus.
Dilihat dari langit Indonesia, rasi bintang Capricorn ini terletak di sisi tenggara.
Namun sayangnya, hujan meteor Kaprikornid ini tergolong dalam kategori minor.
Baca : Aksi Heroik Seekor Anjing Lindungi Sang Pemilik dari Gigitan Ular
Yaitu hujan meteor dengan intensitas yang kecil.
Hanya akan ada 5 meteor yang melintas per jamnya ketika hujan meteor Kaprikornid mencapai puncaknya pada tengah malam.
Menurut catatan American Meteor Security, hujan meteor Kaprikornid ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 26-27 Juli 2018 nanti.
Lalu yang kedua ada hujan meteor Delta Akuarid.
Hujan meteor Delta Akuarid ini bisa kita nikmati di kurun tanggal 15 Juli hingga 20 Agustus nanti.
Tapi, pemandangan terbaik adalah pada tanggal 29 sampai 30 Juli nanti, di mana hujan meteor Delta Akuarid akan mencapai puncaknya.
Baca : Seorang Anak Tewas Akibat Ledakan Kastil Balon di Arena Permainan
Di tanggal ini, kamu akan bisa menikmati lalu-lalang 20 meteor per jamnya.
Hujan meteor Delta Akuarid ini bisa diamati pada saat tengah malam sampai menjelang Matahari terbit.
Yang makin menarik, kedua hujan meteor ini bisa dilihat cukup menggunakan mata telanjang.
Baca : Kisah Nahkoda KMP Sumut II Ceritakan Situasi Saat KM Sinar Bangun Karam
Dengan syarat, kita mengamatinya di daerah yang minim pencahayaan. (*)