Find Us On Social Media :

5 Gangguan Kesehatan Ini Bisa Terjadi Pada Diri Seorang Introvert

By Esti Ayu Hutami, Sabtu, 7 Juli 2018 | 07:09 WIB

Gangguan Kesehatan Ini Bisa Terjadi Pada Diri Seorang Introvert

"Tentu, orang introvert juga bisa merasa diabaikan tapi kami lebih mudah menetralisir perasaan itu," kata Helgoe.

(BACA JUGA: Selain Otak, 4 Bagian Tubuh Ini Bisa Jelaskan Tingkatkan Kecerdasan Seseorang loh)

3. Kebanyakan cenderung lebih tak bahagia

"Ada beberapa karakter introvert yang berhubungan dengan depresi. Orang introvert cenderung kebih banyak merenung dan bisa terjebak secara emosi dengan renungannya itu. Di sisi lain, orang introvert lebih realistik, melihat masalah secara keseluruhan bukan hanya menangkap stimuli yang membahagiakan," jelas Helgoe.

"Saya pikir lebih efektif jika kami yang introvert ini sadar bahwa kadang kami sangat protektif dengan zona aman kami, dan tidak mengambil keuntungan dari situasi untuk membahagiakan diri sendiri," kata Helgoe lagi. 4. Lemahnya system imun

Menurut studi dari University of Nottingham dan University of California, Los Angeles. Ekstrovert cenderung mengembangkan gen ekspresi yang bersemangat dan gen ini memengaruhi kekuatan sistem imun manusia.

Bisa kita simpulkan kegembiraan dapat menaikkan kekebalan tubuh sedangkan depresi melemahkannya.

Makanya diduga kuat orang ekstrovert cenderung lebih banyak terpapar bakteri atau jamur karena bergaul dengan banyak orang.

Alhasil, tubuh mereka lebih terlatih melawan sumber penyakit, ketimbang orang introvert.

(BACA JUGA: Mirip Dengan Gejala Flu, Ketahui Gejala Awal Kanker Berikut ini)

5. Lebih fokus walau ngantuk

Kabar baknya seorang introvert lebih mampu mengatasi efek negatif karena kurang tidur dibanding seorang ekstrovert, kata penelitian dari Walter Reed Army Institute tahun 2010.

Para peneliti menemukan, setelah terjaga selama 36 jam (termasuk 12 jam bersosialisasi dengan teman-teman), orang yang ekstrovert lebih tidak bisa fokus dan menjadi kurang hati-hati dibanding si introvert.

Para peneliti juga menemukan, bahwa orang yang introvert memiliki gairah kortikal di otak yang lebih tinggi sehingga mereka lebih bisa menahan kantuk dibanding rekannya yang memiliki kepribadian ekstrovert. (*)