Grid.ID - Ungkapan jika 'hukum tumpul ke atas dan runcing ke bawah' nampaknya memang sudah terbukti sejak berarus-ratus tahun yang lalu.
Hal tersebut bisa kita lihat dari kisah Petronilla de Meath seorang wanita Irlandia pertama yang dibakar hidup-hidup.
Ia dibakar hidup-hidup pada 3 November 1324 karena dituduh sebagai penyihir.
Karena sihir belum terdaftar di buku-buku undang-undang di Irlandia istilah yang digunakan untuk menghukum Petronilla sebenarnya adalah 'bidah.'
(Baca Juga :Tak Sengaja Temukan Batu Empedu Babi, Pria ini Langsung Jadi Miliarder)
Petronilla de Meath adalah seorang pelayan wanita, baru berusia 24 tahun ketika dia dituduh dan kemudian harus menghadapi pembakaran hidup-hidup.
Namun, target utama sebenarnya adalah Alice Kyteler, seorang wanita bangsawan kaya raya majikan Petronilla.
Tuduhan sebagai penyihir ini muncul karena Alice Kyteler kuat hidup lebih lama dari tiga suami dan hendak memasuki pernikahan keempatnya.
Tetapi karena Kyteler memiliki akses dan kekuasaan, dia mampu melarikan diri dari Irlandia dan lolos dari dakwaan.
(Baca Juga :Latihan Duduk di Kloset, Ekspresi Raphael Moeis Bikin Gemas!)
Sayangnya, ini berdampak pada Petronilla yang harus menghadapi kemarahan para penuduh dan Uskup Ossory, Richard de Ledrede.
Petronilla kemudian ditahan, dia disiksa dan dicambuk serta dibawa oleh enam paroki yang berbeda untuk dipermalukan dan dianiaya.