Dikutip dari Kompas.com, Sandi mengaku baru tahu korbannya tewas tiga hari setelah kejadian.
Tewasnya Warsilah diketahui Sandi dari informasi di televisi.
"Pas kejadian saya enggak tahu korban seperti itu (meninggal). Tiga hari setelah kejadian, saya lihat di berita korbannya sudah enggak ada. Saya mikir untuk menyerahkan diri," ujar Sandi di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018).
Sandi mengatakan, sebelum mengetahui kematian Warsilah, perasaannya masih biasa saja.
BACA JUGA: Sedang Marak Aksi Jambret, Kapolda Perintahkan Operasi Jambret
Hal itu berubah setelah ia mengetahui Warsilah meninggal dan dirinya menjadi buronan polisi.
Sandi yang merupakan sopir angkot jurusan Pulogadung-Kota memutuskan untuk tidak bekerja dan lebih memilih wara wiri menaiki sepeda motor karena merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut.
Tidak kuat dengan tekanan, Sandi memutuskan untuk mendatangi rumah pamannya yang berada di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Setelah berdiskusi cukup lama, SH memutuskan untuk menyerahkan diri.
Selain karena merasa bersalah, SH juga takut ditembak polisi.
"Perasaan saya tidak senang, saya merasa bersalah. Saya menyesal, saya mau bertobat," ujar Sandi.
BACA JUGA: Jadi Korban Penjambretan, Seorang Nenek Justru Lakukan Hal Tak Terduga
Setelah kejadian, polisi melakukan pencarian terhadap Sandi melalui identifikasi kamera CCTV.(*)