Find Us On Social Media :

Terjebak di Goa, 2 Remaja Thailand Diduga Alami Paru-paru Basah

By Elizabet Ayudya, Selasa, 10 Juli 2018 | 18:19 WIB

Laporan Wartawan Grid.ID, Elizabeth Ayudya RR

Grid.ID - ​​Dua dari delapan siswa sekolah Thailand yang dievakuasi dari kompleks gua Tham Luang diduga mengalami permasalahan di paru-paru mereka.

Dilansir dari laman Channel News Asia dan First Post, Selasa (10/7/18), Sekretaris Kesehatan Masyarakat Dr Jetsada Chokedamrongsuk mengatakan dua remaja tersebut memiliki tanda-tanda pneumonia atau paru-paru basah.

"Dua dari empat anak laki-laki pertama yang dievakuasi mengalami permasalahan di paru-paru mereka, sementara satu anak cedera di pergelangan kaki kanan.

BACA: Pria Paruh Baya yang Nekat Nikahi Anak Perempuan Berusia 11 Tahun Didenda Rp 6 Juta oleh Pangadilan

Kini, mereka semua telah menerima perawatan medis," ujar Dr Jetsada pada konferensi pers di Rumah Sakit Chiang Rai Prachanukroh.

Ia melaporkan pula bahwa suhu tubuh para remaja yang tergabung dalam tim sepakbola itu terbilang normal, sehingga mereka dapat berdiri dan berjalan di sekitar tempat tidur.

Mereka juga berada dalam kondisi mental yang baik.

BACA: Amber f(x) Tanda Tangani Kontrak dengan Agensi Amerika, Bagaimana Nasibnya di SM Entertainment?

Thongchai Lertwilairattanapong, Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Umum, mengatakan empat anak laki-laki pertama yang diambil pada hari Minggu (9/7/18) bisa menyantap makanan dari rumah sakit dengan baik.

Mereka juga meminta menu makanan lain, yaitu cokelat.

"Mereka meminta cokelat. Kita bisa melihat bahwa semuanya baik-baik saja karena mereka makan dengan baik," katanya.

BACA: 5 Bangunan di Dunia yang Didirikan dengan Tulang Belulang dan Tubuh Manusia

Selain itu, 8 remaja yang berhasil dievakuasi juga telah melakukan tes darah dan diuji di sinar X.

Dua dari mereka yang diduga mengalami pneumonia telah diberi antibiotik sebagai penyelamatan pertama.

"Untuk saat ini, semua remaja harus tinggal di rumah sakit selama seminggu untuk pemulihan dan menunggu hasil lab mereka," imbuh Dr Jetsada.

Sampai saat ini, orangtua para remaja hanya bisa menengok anak-anaknya melalui kaca ruang perawatan. (*)