2. Kasus di Jepara
Di Jepara ada 9 siswa yang harus dicoret karena menggunakan SKTM tidak sesuai.
Selain lima siswa di SMA Negeri 1 Mayong yaitu dua siswa di SMA Negeri 1 Welahan, dan dua siswa SMA Negeri 1 Kembang.
Menurut Kepala SMA Negeri 1 Jepara ini melanjutkan, seluruh orangtua calon siswa yang mendaftar menggunakan SKTM sebelumnya telah diberi penjelasan.
Jika SKTM tidak sesuai pada kenyataannya, maka akan dicoret.
Baca juga : Tak Terima , Orang Tua Calon Murid Segel Sekolah dan Sandera Kadisdik
3. Pemohon SKTM ada yang pakai Motor 250 CC
Priyanto Muda Prasetya (45), warga Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, melaporkan kasus dugaan pemalsuan dan penyalahgunaan SKTM itu ke Kepolisian Resor Blora.
Kecurigaannya bermula ketika putranya, Gilang Wardana, mengikuti proses seleksi masuk PPDB di SMKN 1 Blora.
Ia melihat banyak warga yang mengajukan SKTM di kelurahan, ada yang punya mobil, motor 250 cc mendaftar menyertakan SKTM.
"Saya melapor bukan karena kepentingan pribadi, tetapi saya merasa kasihan kepada siswa yang seharusnya lebih berhak diterima, tetapi dipencundangi dengan SKTM aspal," ungkapnya yang dikutip dari Kompas.com.
4. Mayoritas pendaftar memakai SKTM
Menurut Kepala SMKN 1 Blora, Mario, yang dikutip dari Kompas.com, mayoritas pendaftar menyertakan SKTM.
Menurutnya, sesuai prosedur yang berlaku saat ini, dengan melampirkan SKTM, para pendaftar akan diprioritaskan.
"Dengan SKTM, para pendaftar akan mengantongi nilai plus. Prioritas diterima dan ada keringanan biaya. Saat ini yang bertahan mencapai 750 pendaftar. Sebanyak 95 persen menyertakan SKTM. Kuota kami 576 siswa," ujar Mario