“Kami tinggal di sebuah hotel selama bertahun-tahun ketika kami berjuang secara finansial, tetapi saya selalu menyukai sepakbola.”
(Baca Juga :Jangan Diabaikan, Urin Berbusa Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius )
“Perang itu membuat saya semakin kuat, itu adalah masa yang sangat sulit bagi saya dan keluarga saya. Saya tidak ingin menyeret itu bersama saya selamanya, tetapi saya juga tidak ingin melupakannya.”
Namun, ketika Modric berusia 10 tahun, dia dicoret oleh sejumlah pelatih yang berpikir dia terlalu lemah dan malu untuk bermain bola.
Hanya Tomislav Basic, seorang pelatih untuk tim yang dimainkan Modric di Zadar, yang bisa melihat potensinya. Ia lalu membawa Luka ke Dinamo Zagreb.
Dari sana bakatnya berkembang, ia melanjutkan ke Tottenham dan Real Madrid.
(Baca Juga :Setelah 8 Tahun berpisah, Alasan Artis Cantik ini Rujuk Bikin Haru!)
Sekarang, Modric menjadi andalan untuk klub dan negara, serta menjadi salah satu pemain paling berharga di dunia. Ia juga disebut sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
Kini, mimpi besarnya untuk menjuarai Piala Dunia bersama Kroasia sudah di depan mata. Tinggal satu pertandingan lagi.
Semoga berhasil, Luka Modric! (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Kisah Luka Modric, dari Anak Pengungsi di Zona Perang Sampai Bawa Kroasia ke Final Piala Dunia 2018