Grid.ID - Tikus dan terumbu karang sebenarnya tak bisa diasosiasikan secara langsung.
Namun, para ilmuwan yang mempelajari terumbu karang di pulau-pulau tropis mengatakan, populasi tikus sangat mengancam kelangsungan hidup ekosistem laut.
Tim peneliti yang bekerja di Kepulauan Chagos, Samudera Hindia menemukan serbuan tikus pada pulau-pulau itu merupakan masalah besar bagi terumbu karang.
BACA: Intip Momen Gemas Putra Shireen Sungkar Bersama Adik Kecilnya, Cut Shafiyyah
Mengapa begitu?
Berdasarkan pengamatan para ilmuwan, ternyata keberadaan tikus bisa memusnahkan populasi seabirds (burung laut).
Musnahnya populasi seabirds otomatis juga mengurangi 'pasokan' kotoran yang berguna sebagai pupuk karang alami.
BACA: Mematikan Centang Biru dan Last Seen WA Bisa Membuatmu Rugi Loh!
Bagaimana cara ilmuwan menemukan tikus bisa merusak terumbu karang?
Kepulauan Chagos jadi laboratorium alam berskala besar untuk lakukan penelitian itu.
Meski pulau-pulau di sana tak dihuni manusia, beberapa di antaranya menjadi rumah bagi tikus.
Tikus-tikus itu rupanya datang dari kapal dan bangkai kapal.
BACA: 4 Fakta Terbaru Siswi SMK yang Meninggal Usai Mendapat Perlakuan Tak Senonoh dari Pacarnya
Ada perbedaan yang cukup nyata antara pulau yang dihuni tikus dan yang tidak berpenghuni.
Pulau-pulau tanpa tikus penuh dengan burung, berisik, dan bau.
Hal itu karena burung-burung 'menyetor' ke pulau hingga baunya cukup menyengat. Sedangkan pulau yang dihuni tikus, tak ada burung laut yang terlihat.
BACA: 5 Moda Transportasi yang Cocok Untuk Menikmati Alam Selandia Baru
Mengapa tak ada burung di pulau yang dihuni tikus?
Seperti yang diberitakan BBC, tikus-tikus yang tinggal di pulau itu merupakan tikus besar.
Nah, tikus-tikus besar itu kerap menyerbu sarang untuk memburu telur dan anak-anak burung.
Hal itulah yang menyebabkan pulau bertikus tak akan ditinggali oleh burung.
Dalam pulau-pulau bebas tikus, burung laut termasuk Boobies, Frigatebirds, Noddies, Shearwaters dan Terns melakukan perjalanan ratusan kilometer untuk makan di lautan.
Ketika burung-burung itu kembali ke pulau, mereka menyimpan banyak 'nutrisi' dari ikan yang telah dimakan.
'Nutrisi' yang dimaksud adalah kotoran burung.
Kotoran burung yang 'disetor' pada pulau itu dikatakan meluber ke karang dan menjadi pupuk alami.
(*)