Grid.ID - Akhir-akhir ini ramai dibicarakan aksi penyelamatan tim sepakbola cilik yang terperangkap di sebuah goa di Thailand bagian utara.
Tak hanya Thailand, Indonesia pun memiliki banyak goa termasuk dengan aliran sungai di dalamnya.
Salah satunya adalah kawasan Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Banyak goa tersebar di daerah Gunungsewu, termasuk untuk cave tubing.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kalisuci, Muslam Winarto, mengatakan wisatawan harus melihat waktu dan mematuhi peraturan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Baca juga : Serem, Sudah Bisa Dievakuasi, Tim Sepak Bola yang Terjebak di Dalam Goa Kemungkinan Terkena Penyakit Ini...
"Waktu yang tepat untuk cave tubing di Kalisuci, awal musim kemarau dan awal musim hujan. Saat itu airnya pas untuk melakukan cave tubing, tidak terlalu dangkal," kata Muslam saat ditemui di Kalisuci Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Selasa (10/7/2018).
Meski saat pancaroba merupakan waktu terbaik untuk berkunjung, pengelola menerapkan pengamanan ganda.
Hal ini dikarenakan di saat pancaroba hujan masih sering kali turun.
Kondisi ini tentunya membahayakan bagi pengunjung yang menyusuri sungai dalam gua.
Saat cave tubing pengunjung ditarik Rp 80.000 per orang, dengan rute sekitar 700 meter yang menyusuri empat goa yakni Luweng Glatik, Goa Glatik, dan terakhir Luweng Gelung dengan durasi 1,5 jam hingga 2 jam.
Dengan lamanya waktu tempuh dan besarnya risiko yang dihadapi, pihak pengelola melakukan langkah antisipasi zero accident.
Baca juga : Kisah 12 Remaja yang Selamat Saat Terjebak Di Goa Berkat Meditasi
Pengelola sudah memasang sistem deteksi dini banjir menggunakan jaringan internet hingga pengamanan manual yang dipantau oleh petugas.
Jika banjir, maka akan dinformasikan melalui alat komunikasi.
Apabila hulu sudah banjir maka dilakukan evakuasi pengunjung, serta menutup sementara lokasi. "Jarak dua km jika di atas banjir, sampai ke sini sekitar 20 menit.
Selain sistem peralatan yang dipasang, ada petugas khusus yang mengawasi.
Tetapi jika atas sudah mendung maka lebih baik tidak ada pengunjung yang masuk ke dalam gua," ucapnya.
Muslam mengaku pihaknya sudah melakukan mapping lokasi dan menyiapkan jalur evakuasi jika terjadi hal tidak diinginkan.
Baca juga : Kisah Pelatih Tim Sepakbola Remaja Thailand: Mantan Biksu yang Ajarkan Meditasi untuk Bertahan Hidup di Goa
Pemandu susur gua yang berjumlah 25 orang pun sudah dibekali keahlian khusus susur gua dan setiap dua bulan sekali dilakukan pelatihan ulang.
"Untuk keamanan, paling terakhir masuk goa pukul 16.00 WIB," katanya.
Pengunjung wajib mengenakan standar keamanan mulai dari helm, pelindung siku, hingga pelampung.
Jika salah satu alat tidak terpasang maka pengelola tidak akan mengajak masuk pengunjung ke dalam gua.
Selain itu, bagi wisatawan yang menderita penyakit seperti asma dan lemah jantung tidak disarankan untuk ikut cave tubing.
Baca juga : Indahnya Menikmati Malam di Goa Waitomo, Berkat Cacing-cacing Kecil Ini Loh!
Setiap hari pengelola maksimal memasukkan 250 orang untuk melakukan cave tubing, dan masing-masing rombongan maksimal 20 orang dengan jeda masing-masing rombongan 20 menit.
"Dari kajian akademisi gua bisa dimasuki sampai 500 orang per hari. Tetapi itu kan guanya, kita harus melihat pemandu dan ekosistem lainnya," ujarnya.
Cave tubing kalisuci merupakan salah satu geosite Gunungsewu yang ada di Kabupaten Gunungkidul.
Geopark Gunungsewu memiliki luas luas lebih kurang 1.802 km2 di mana terdapat 33 geosite.
Gunungkidul memiliki 13 lokasi, Pacitan 13 lokasi, dan Wonogiri sebanyak tujuh lokasi.
Gunungsewu yang sudah masuk dalam Global Geopark Network (GGN) di Asia Pasific Global Network yang disahkan UNESCO di Sanin, Kaigan, Jepang pada 2015.
Gunungsewu masuk menjadi salah satunya bersama 120 Global Geopark lainnya dari 33 negara. (*)
Baca juga : 5 Moda Transportasi yang Cocok Untuk Menikmati Alam Selandia Baru
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Waktu yang Tepat Berkunjung ke Goa Berair.