Grid.ID - Pelari Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, berhasil menyabet gelar juara dunia Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 (IAAF World U20) di Tampere, Finlandia di nomor bergengsi 100 meter putra junior.
Lalu Muhammad Zohri mencatat waktu 10.18 detik, finis di depan dua pelari asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz (10.22) dan Eric Harrison (10.22).
Thembo Monareng dari Afrika Selatan finis di posisi keempat (10,23), Dominic Ashwell di urutan kelima (10,25), dan Henrik Larsson dari Swedia di tempat keenam (10.28).
Prestasi ini adalah medali pertama Indonesia dalam kejuaraan dunia junior.
Sebelum berkiprah di Pelatnas PB PASI, Zohri sudah lebih dulu terpantau di daerah asalnya dengan sederet prestasi sampai ke tingkat kejuaraan nasional.
Zohri juga jadi skuad andalan Pemprov NTB untuk membawa nama daerah, termasuk sudah ancang-ancang untuk PON 2020 di Papua.
Lalu Muhammad Zohri, tinggal bersama orang tuanya di sebuah rumah kecil dan sederhana di Dusun Karang Pangsor, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Dari kampung halaman, kakak kandung Zohri tak kuasa membendung rasa syukur dan kebanggaan.
Baiq Fazilah (29 tahun), sang kakak, mengaku langsung menangis dan sujud syukur begitu mendengar kabar prestasi adiknya.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Baiq pun bertutur perjalanan sang adik sampai mendapatkan prestasi pada hari ini tidaklah mudah.
"Dia (Zohri) anaknya pendiam dan tidak pernah menuntut ini itu. Bahkan, kalau berlatih tidak pernah pakai alas kaki (sepatu, red), karena tidak punya," ujar Baiq.
Baca juga : 6 Fakta tentang Lalu Muhammad Zohri, dari Anak Nelayan Hingga Jadi Juara Dunia