Laporan Wartawan Grid.ID, Pradipta R
Grid.ID – Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi neurodegeneratif yang terjadi pada orang dewasa.
Kondisi ini mengacu pada tingkat abnormal protein alami (beta-amyloid) di otak.
Protein alami ini membentuk plak yang dapat mengganggu koneksi otak.
(BACA JUGA: Maia Estianty Pakai Celana Bermodel Simpel, Ternyata Harganya Senilai Belasan Juta Rupiah)
Tapi mungkinkah kondisi ini terjadi pada anak-anak?
Mengingat banyak pula anak-anak yang mengalami masalah dengan ingatan mereka.
Dilansir Grid.ID dari laman Reader’s Digest, ternyata istilah Alzheimer untuk anak-anak tidaklah tepat.
(BACA JUGA: Saking Bahagia, Giring Nidji Nekat Berjoget Sambil Gendong Anaknya)
Kondisi yang terjadi pada anak-anak disebut dengan NPC dan MPS III, yaitu suatu penyakit genetik yang mengganggu perkembangan saraf dan neurodegeneratif.
Ketika protein hilang atau mengalami pertumbuhan abnormal di lisosom, maka nutrisi penting ini akan menumpuk di sel.
Penumpukan protein di sel bisa berbahaya, karena bisa menyebabkan perilaku tidak teratur dari sel tersebut dan akhirnya mati.
Perkembangan penyakit ini sangat beragam dan bisa berkembang dengan sangat lambat.
(BACA JUGA: Benarkah Susah Tidur Termasuk dalam Gejala Bipolar? Inilah Penjelasannya)
Kasus pada anak-anak biasanya terjadi pada usia 6 tahun yaitu ketika anak sudah mulai bersekolah.
Karena saat usia sekolah ini, perkembangan akan lebih bisa dipantau, mulai dari pengetahuannya atau dari keberhasilannya belajar.
Selain termasuk dalam penyakit genetis, kondisi ini juga sangat langka.
(BACA JUGA: Kenang Masa Lalu, Pasha Bangga Menjadi Bagian dari Perjalanan Hidup Oncy Ungu)
Karena hanya terjadi pada 1 dari 100 ribu sampai 150 ribu pada kondisi NPC, dan terjadi pada 1 dari 10 ribu hingga 100 ribu pada kondisi MPS III. (*)