Kakak Zohri, Fazilla, yang menyaksikan langsung pembongkaran rumah orangtuanya itu telah mendokumentasikan rumah mereka sebelum dibongkar sebagai kenangan, ketika nanti rumah penuh sejarah itu telah berubah menjadi lebih kokoh dan gagah.
“Atap rumah kami sudah dibongkar pukul 09.00 WITA, sedih awalnya ketika melihatnya dibongkar perlahan-lahan, tapi saya sudah memotret semua sisi rumah saya dari sebelum dibongkar sampai kini telah dibongkar,“ kata Fazilla, kakak sulung Zohri sambil memandang atap rumahnya yang telah terbongkar.
( Baca Juga :Akan Ada 'Operasi' Khusus ini Jika Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia)
Rumah lapuk penuh cerita duka dan bahagia milik sang juara dunia itu kini memang telah dibongkar seluruh atapnya.
Dinding-dinding rapuh terlihat ditempeli koran bekas untuk menutupi sisi papan kayu yang dimakan rayap. Kayu-kayu penyangga pun telah diturunkan karena sangat rapuh.
Fazilla sudah mengabarkan pada Zohri terkait rencana itu jauh jauh hari, karena Zohri meminta tak diganggu dulu hingga dia menuntaskan tugasnya di Asian Games, Agustus nanti.
Komandan Korem 126 Wirabhakti NTB, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, yang memimpin langsung proses renovasi itu mengatakan, pihaknya tidak akan mengubah bentuk dan tampilan asli rumah Zohri.
Zohri sebelumnya memang berpesan kepada keluarganya agar tak mengubah ukuran dan bentuk rumah agar kenangan lama tetap ada.
“Kami sudah sepakat tak akan mengubah rumah peninggalan orangtua kami. Rumah ini memiliki sejarah yang tak akan terlupakan. Kami minta diperbaiki, dinding-dinding rumah yang lapuk diganti dengan papan-papan baru,” kata Fazilla kepada Kompas.com, Jumat (13/7/2018).
“Biarkan sudah menjadi kenangan masa-masa sulit adik saya...Kami sempat bicara dan kita sepakati ini rumah tetap berdiri dengan bantuan renovasi, tanpa mengubah bentuk dan ukurannya,” kata Fazilla.
Hanya saja, kata Ahmad Rizal, renovasi akan fokus dengan memberi fasilitas yang lebih layak bagi seorang juara dunia. Dinding-dindingnya akan diganti kayu, lantai semen akan diganti dengan keramik, dan dibuatkan toilet di dalam rumah.
“Berdasarkan keinginan keluarga, bentuk rumah tak akan diubah. Tetap seperti semula. Hanya saja kayu-kayunya kami ganti, tiangnya kami buatkan dari beton dan agar tetap terlihat etnik atapnya dari genteng, bukan mengunakan multiroof atau sejenisnya,” terang Ahmad Rizal.