( Baca Juga :Tengok Kediaman Presiden Jokowi di Solo yuk, Asri dan Sederhana Loh!)
"Saya pikir ini sebagian salah saya karena tidak mengetahuinya, tapi juga kesalahan salon karena mereka menggunakan bahan kimia berbahaya pada anak-anak.
"Kami akan berpikir bahwa agen perjalanan akan memiliki kekhawatiran tentang hal ini. Kami ingin menyampaikan pesan kepada orang lain tentang ini.”
Tato henna itu sebenarnya merupakan hadiah bagi kedua anak Martin karena mereka telah menghabiskan liburan dua hari di rumah sakit karena Sylvia mengalami infeksi kandung empedu.
Ketika Sebastian merasakan gatal pada tatonya, ia langsung mencuci tatonya itu.
Namun berbeda dengan Madison, yang justru merasakan keanehan tak lama setelah ia kembali ke rumahnya. Kulit di bawah tatonya mulai menggelembung.
Gelembung itu belum menampakkan warna merah sampai esok paginya, seluruh tato membuat gatal di kulit Madison. Martin lalu mencuci tato itu yang berakibat mengelupasnya kulit Madison.
Dokter kemudian memberi krim steroid untuk merawat luka itu, tapi ketika mulai muncul lepuhan-lepuhan di bekas tato maka Madison pun dilarikan ke rumah sakit.
( Baca Juga :Mengenal MP-5K, Senjata Maut Pasukan Motor Siluman Pengaman Presiden)
Setelah lima kali kunjungan ke Rumah Sakit St Mary dan diberi berbagai krim dan salep, akhirnya Madison dirujuk ke spesialis luka bakar Salisbury District Hospital.
"Kami mulai panik. Para dokter belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya. Beberapa usaha yang dilakukan malah memperburuk kondisi Madison."