Soekarno menceritakan ernikahannya dnegan inggit yang sudah berjalan 18 tahun dan belum dikaruniai keturuan. Serta sudah sering Soekarno mendengar permintaan buah hati dari sang ibu.
Rupanya fatmawati pun juga mencintai soekarno.
“Aku baru akan menyetujui apabila Bung Karno bercerai baik-baik dengan Ibu Inggit. Aku tidak dapat menerima poligami. Aku tidak akan dimadu,” ujarnya dalam buku Fatmawati Sukarno, The First Lady yang ditulis Arifin Suryo Nugroho.
Inggit pun juga lebih memilih pulang ke rumah orang tuaya di Bandung.
Pernikahn Soekarno dan Fatmawati dilakukan jarak jauh dengan posisi Fatmawati saat itu masih berada di Bengkulu dan Soekarno di Jakarta.
Melalui telegram, Soekarno meminta seorang teman untuk menjadi wakilnya yaitu Opseter sardjono.
Opseter mengunjungi rumah Fatmawati dan menunjukkan telegram dari Soekarno tersebut.
Orangtua Fatmawati menyetujui gagasan itu. Pernikahan itu pun dilangsungkan dan keduanya akhirnya terikat tali perkawinan.