Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Fitria C
Grid.ID - Mendidik anak bukanlah perkara mudah yang bisa dianggap enteng orang tua.
Dibutuhkan banyak usaha dan kesabaran agar anak bisa menjadi sosok teladan dan panutan.
Salah satu kesulitan dalam mendidik anak dialami ketika anak terlanjur biasa dengan sikap agresif.
Sikap agresif sendiri bisa berupa kata-kata kasar, memukul, ringan tangan, dan berteriak.
(BACA JUGA : Perlakuan Sebenarnya Ashanty Sebagai Seorang Ibu, Pantas Aurel Sayang!)
Dikutip dari postingan Psikolog Mellissa Grace, perilaku agresif adalah perilaku yang dilakukan dengan intensi/niat, yang disadari atau tidak disadari, mengancam, menyakiti atau melukai fisik maupun mental orang lain maupun diri sendiri.
Hal ini biasa dilakukan saat anak ngambek, marah, atau bertengkar dengan temannya.
Meski anak kecil biasa melakukan hal ini, jangan pernah biarkan perilaku agresif terus berkembang.
Karena cepat atau lambat, kebiasaan agresif ini akan merugikan diri mereka sendiri.
Nah untuk mengatasi perilaku ini, ada baiknya orang tua mengenal beberapa penyebabnya dulu.
(BACA JUGA : Mengintip Villa Tempat Maia Estianty Menginap saat Liburan ke Langkawi)
Faktor Biologis
Berupa genetik emosi yang diturunkan dari orang tua, gangguan neurologis (gangguan otak) yang mengganggu fungsi emosi, dan gangguan hormonal.
Faktor Pola Asuh
Orang tua mencontohkan perilaku agresif (mudah marah, memukul, mencubit atau berbicara kasar) dan suka menuntut anak.
Pola asuh tidak konsisten, tunduk pada anak, dan suka abai juga bisa menyebabkan anak berperilaku agresif.
Faktor Lingkungan
(BACA JUGA : Pernah Jadi Stuntman di Amerika, Yoshi Sudarso Pamer Kebolehan di Buffalo Boys)
Faktor ini meliputi paparan TV, pergaulan, internet dan sosial media.
Nah untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan nih.
1. Jika penyebabnya adalah faktor genetik, anak memerlukan treatment medis (obat) dari Psikiater agar hormon stabil.
2. Jika penyebabnya faktor pola asuh, ada beberapa hal yang harus orang tua ubah.
Orang tua harus memberikan contoh yang benar dengan tidak mudah marah dan ringan tangan.
Komunikasikan dengan si kecil tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukannya.
(BACA JUGA : Jennie BLACKPINK Kenakan Fascinators ala Wanita Inggris Untuk Pemotretan Majalah, Intip yuk!)
Jangan lupa berikan pujian jika mereka sudah menunjukkan perkembangan dalam mengatur emosi.
3. Jika penyebabnya lingkungan, batasi tayangan, tontonan atau pergaulan yang memicu agresivitas.
Bangun kedekatan emosi bersama anak dengan lebih sering bercerita, ngobrol, agar anak bisa meluapkan isi hati.
Kuncinya, jika orang tua tak ingin anak bersikap agresif, jangan pernah didik anak dengan agresif ya.(*)