"Alasannya kita tidak tahu, yang jelas pernikahan itu dibatalkan. Padahal semua orang telah diundang."
Lalu paman menyimpulkan bahwa yang diperlukan boss adalah "calon menantu" pengganti. Untuk didudukan di kursi pengantin selama resepsi pernikahan berlangsung di restoran.
Bila resepsi itu telah selesai pengantin pria boleh pulang ke rumahnya sendiri. Jelasnya jadi stunt-man pengantin untuk sehari.
(Baca Juga :Teknik Cuci Pakaian Dengan Dry Cleaning, Ternyata Bisa Picu Leukimia)
Sialnya dalam rangka menolong boss itu, paman mencalonkan saya jadi pengantin pengganti.
Mungkin dengan pertimbangan bahwa boss telah banyak membantu keluarga saya dan juga keluarga paman di sektor permodalan. Lalu sebagai balas budi saya ditokohkan jadi pengantin pria sehari.
Ayah dan ibu tampaknya setuju saja. Ayah malah berkata demikian: “Ala, terima sajalah nak. Apa sih ruginya menolong orang jadi pengantin-pengantinan barang sehari. Apalagi untuk kebaikan boss yang banyak menolong keluarga kita.”
Akhirnya saya mengangguk setuju!
Kemudian hari Minggu yang dimaksud itu tiba juga. Pagi-pagi sebuah Mercy menjemput saya terus dilarikan ke sebuah hotel di Telukbetung. Saya langsung di make up ala pengantin masa kini. Pakai jas dan dasi segala. Padahal ketika itu pakai jas maupun dasi saya belum pernah. Maklum orang desa.
(Baca Juga :Anak Denada Idap Leukimia, Makanan ini Bisa Jadi Penyebabnya )
Saya tersipu ketika duduk di kursi pengantin. Tamu atau undangan berlimpah. Saya sempat melihat hadir bupati dan beberapa camat setempat. Sementara di samping saya .... pengantin wanita yang molek itu pelupuk matanya berkaca-kaca.
Ketika resepsi usai, saya dan gadis pengantin itu berdiri di muka pintu untuk menerima ucapan selamat "menempuh hidup baru". Sambil menerima jabat-tangan setiap tamu, hati saya gemuruh tak keruan mengalami kenyataan ini.