Hal ini bisa ditentukan dengan sebuah tes yang harus dilakukan pada pasien.
Dokter akan melakukan tes untuk 21 gen, yang digunakan untuk menghitung kemungkinan kanker akan kambuh kembali atau tidak setelah perawatan.
Jika skor pada tes ini tinggi, hal itu menunjukkan bahwa pasien harus mendapat kemoterapi tapi jika skornya berada pada mid-range maka pasien tidak perlu mendapatkan kemoterapi dan bisa diberi perawatan dengan terapi hormon.
Studi ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar wanita dengan kanker payudara tahap awal dan dengan risiko kekambuhan tingkat menengah tidak perlu mendapat kemoterapi di atas terapi endokrin.
(BACA JUGA: Intip yuk Rahasia Kareena Kapoor Turunkan Berat Badan Seusai Melahirkan, Bisa Dicoba loh!)
Bahkan 96 persen subjek dinyatakan sehat tanpa mengalami kekambuhan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa kemoterapi bisa dihindari sebanyak 30 persen.
Harold Burstein dari American Society of Clinical Oncology mengatakan bahwa penemuan ini bisa memberikan perawatan yang lebih baik bagi enderita kanker payudara.
Di mana pasien tidak selalu harus mendapatkan kemoterapi sebagai pengobatannya, akan tetapi bisa juga melalui terapi hormon atau bisa mendapatkan terapi hormon dengan kemoterapi, disesuaikan dengan tes gen atau seberapa parah kanker payudara yang diderita. (*)