Ratih juga mengatakan jika kesempatan perempuan untuk menjadi pembawa misi perdamaian sebenarnya terbuka lebar.
Untuk menjadi pembawa misi perdamaian, seorang perempuan harus memiliki kondisi fisik dan mental yang baik.
Selain itu, ia juga harus memiliki kemampuan berbahasa asing yang baik.
BACA JUGA Luput dari Sorotan, Inilah Nani Soewanto, Atlet Cantik Indonesia Sekaligus Mantan Istri Rano Karno
Peluang ini tak hanya terbuga bagi militer dan polisi, melainkan warga sipil juga tetap memiliki kesempatan untuk bergabung.
Perempuan lulusan Sastra Inggris, Universitas Airlangga ini berharap agar perempuan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam perdamaian dunia. (*)