Grid.ID - Gelombang panas saat ini sedang melanda beberapa negara mulai dari Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Pakistan hingga Jepang.
Yang menyedihkan, Setidaknya sudah ada70 orang meninggal dunia di Kanada akibat gelombang panas.
Selain itu, ada 77 orang di Jepang meninggal dunia dan melukai lebih dari 2.000 orang di Jepang.
Pada bulan Mei 2018 lalu, gelombang panas juga menewaskan 65 orang di Karachi, Pakistan.
Gelombang panas sering kali berbahaya.
Baca juga : Mahasiswi Universitas Erasmus Rotterdam Asal Indonesia Diperkosa dan Dianiaya Saat Naik Sepeda
Cuaca yang sangat panas, bahkan di beberapa negara suhunya bisa mencapai lebih dari 45 derajat celcius di musim panas, bisa berdampak negatif pada tubuh.
Serangan panas (heat stroke) terjadi saat suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius.
Gejala yang dialami antara lain pusing, mual, muntah, kulit kemerahan, detak jantung meningkat, dan sakit kepala.
Mereka yang meninggal dunia umumnya para pria dan wanita lansia yang tinggal sendirian di apartemen tanpa AC dan banyak yang memiliki kondisi kesehatan kronis sehingga mobilitasnya terbatas.
Dikutip dari Vox, David Kaiser, seorang dokter di Departemen Kesehatan Umum Regional Montreal, Kanada menjelaskan bahwa 34 kasus kematian terjadi di kotanya, kebanyakan adalah orang-orang yang berusia di atas 50 dan sekitar 60% adalah laki-laki.
Di Pakistan, banyak warga meninggal dunia selama gelombang panas saat pemadaman listrik terjadi di Karachi sehingga membuat orang-orang tidak dapat menyalakan AC dan kipas angun.
Tanpa AC, rumah bisa terlalu panas dan efeknya seperti oven.
Baca juga : 17 Peringkat Maskapai Dengan Kabin Terbersih, Salah Satunya Maskapai Indonesia