Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Selama ini orang-orang selalu melihat rok sebagai pakaian wanita.
Sementara celana, meskipun bersifat uniseks, tetap lebih terlihat maskulin dan erat dengan laki-laki.
Di dunia fesyen, perdebatan soal pakaian yang bersifat uniseks terus berlangsung.
Pertanyaan semacam,
"Kenapa cewek boleh pakai celana tapi laki-laki dipandang aneh ketika memakai rok?"
terus disuarakan.
(Baca juga:Deretan Selebriti yang Pernah Dilarang Masuk ke Sebuah Negara, Indonesia Pernah Tolak Lady Gaga)
Dilansir dari Oddity Central, seorang pria asal Minnesota, Amerika Serikat memproduksi rok untuk pria.
Mencoba memakai rok untuk pertama kalinya pada tahun 2013, ia merasa nyaman.
Pria bernama Joe Quarion ini bertanya-tanya mengapa nggak banyak laki-laki memakai rok.
Setelah membuat beberapa prototype, ia akhirnya mengumpulkan dana pada tahun 2015 dan mendapat lebih dari USD 16ribu.
Ia lalu mendirikan usaha yang diberi nama Skirtcraft.
(Baca juga: Natalie Sarah Doakan Nikita Mirzani Agar Tetap Istiqomah Berhijab)
Menilik sejarah pemakaian rok oleh pria, sebenarnya pada zaman dahulu memakai rok adalah hal biasa.
Dilansir dari Bustle, dulunya semua pria mengenakan rok berbagai model.
Dress, bahkan juga termasuk salah satunya.
Pengecualian berlaku untuk para pria penunggang kuda.
Dari Eropa termasuk Yunani dan Romawi hingga Mesir, para pria memakai rok.
(Baca juga: Selebgram Angela Lee dan Suaminya Jalani Sidang Perdana di Pengadilan Negeri Sleman)
Dari rakyat jelata hingga bangsawan, semuanya memakai rok.
Bahkan untuk bertarung pun, rok dipilih karena lebih fleksibel.
Namun, sejak kuda banyak digunakan untuk alat transportasi, celana mulai lebih banyak dibutuhkan.
Perubahan besar-besaran terjadi pada abad ke-14 dan ke-15 di Eropa.
Saat itu, mulai banyak industri tekstil yang berkembang.
(Baca juga: Bertemu Shakira Aurum, Ayu Ting Ting: Duh Mukanya Ceria Banget!)
Sudah ada pula tukang jahit pada masa itu.
Oleh karena baju pria dibuat semakin pendek dan ketat, mereka membutuhkan legging untuk pakaian luar.
Namun, sebenarnya celana baru benar-benar dipakai oleh pria pada abad ke-19.
Inilah yang kemudian membedakan 'celana untuk pria' dan 'rok untuk wanita'.
Di Eropa dan Amerika, bayi dan anak kecil baik laki-laki maupun perempuan biasanya dipakaikan rok hingga berusia setidaknya 4 atau 7 tahun.
(Baca juga: Sebuah Kedai di Taiwan Sajikan Es Krim Berbentuk Anak Anjing, Orang-orang Tak Tega Memakannya)
Hal ini berlaku pada abad ke-19.
Jika kamu melihat gaun baptis anak-anak keluarga Kerajaan Inggris, maka kamu akan menemukan bahwa baik bayi laki-laki maupun perempuan dipakaikan gaun yang sama.
Ini merupakan peninggalan tradisi.
Lucunya, sekarang laki-laki dianggap aneh jika memakai rok.
Menurutmu, perlu nggak sih, rok dibuat sebagai pakaian uniseks lagi seperti zaman dulu?
(*)