Kebahagiaan Bassem, bagaimanapun, dibayangi oleh hati yang berat, ketika putranya yang berusia 21 tahun, Waed, tetap dalam tahanan Israel sejak ditangkap dalam serangan semalam di rumahnya pada bulan Mei.
Ahed Tamimi dan ibunya ditangkap oleh pasukan Israel pada bulan Desember 2017.
Keduanya ditangkap setelah sebuah video menunjukkan bahwa Ahed Tamimi menampar tentara Israel karena mereka tetap pasif.
Dilansir Grid.ID dari Dailymail dan akun twitter @nasseratta5, video tersebut menunjukkan dua gadis mendekati dua tentara Israel.
Salah seorang gadis itu, lalu mendorong, menendang dan menampar mereka.
Kejadian tersebut terjadi di desa al Nabi Salah, Ramallah, Tepi Barat Palestina yang diduduki Israel.
Tentara bersenjata berat itu tidak menanggapi serangan yang ditujukan padanya.
Tindakan berani gadis berusia 17 tahun bernama Ahed Tamimi ini, rupanya berujung masalah bagi dirinya.
Video tersebut banyak digunakan oleh media Israel, yang menuduh pemrotes Palestina berusaha memprovokasi tentara tersebut untuk mendapat tanggapan di depan kamera.
Menteri Intelijen Israel, Yisrael Katz mengatakan dalam siaran radio bahwa dia marah saat melihat video tersebut.
Bukannya merasa bersalah karena telah menduduki wilayah Palestina, menteri Yisrael malah mengatakan, "Tapi tentara melakukan hal yang benar."
Selasa pagi 19 Desember 2017, tentara Israel menggerebek rumah Ahed Tamimi dan menangkapnya.
Ayah Ahed, Bassem, mengatakan tentara Israel merebut telepon, komputer dan peralatan elektronik lainnya.
Keluarga Ahed adalah aktivis penentang pendudukan militer Israel di Tepi Barat.(*)