Grid.ID - Sebanyak 333 pendaki Gunung Rinjani hingga pukul 15.00 Wita masih terjebak di atas.
Para pendaki itu tak bisa turun karena jalur menuju basecamp tertutup longsor.
Longsor terjadi setelah gempa bermagnitudo 6,4 mengguncang pulau Lombok dan Sumbawa, Minggu (29/7) pagi.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Sudiyono memberikan instruksi agar para pendaki mencari posisi aman terlebih dahulu.
"Kita minta mereka ambil posisi yang aman saja dulu karena jalan tertutup oleh longsor," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com (29/7).
BACA : Akhirnya Setelah Bertahun-tahun Pencarian, Misteri Keberadaan Pesawat MH370 Akan Diumumkan ke Publik
Sudiyono menambahkan TNGR sudah berkoordinasi dengan Basarnas Mataram, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beserta TNI/Polri guna melakukan evakuasi.
Sebagai langkah awal, Balai TNGR telah menerjunkan tiga personel untuk memetakan penjajakan evakuasi para pendaki.
Balai TNGR juga melakukan langkah antisipasi dengan menutup seluruh jalur pendakian dengan batas waktu tak ditentukan.
Penutupan ini dilakukan untuk keselamatan para pendaki.
Sudiyono juga mengatakan ada satu pendaki WNI dilaporkan meninggal dunia.
Namun ia belum tahu pasti identitas korban.
"Posisi korban masih di atas sedang kita pikirkan upaya evakuasinya," ungkapnya.
Terjebak di Danau Segara Anak
Seorang porter bernama Uspi menceritakan ketika gempa terjadi ada sekita 1.000-an pendaki di atas.
Mereka berada disekitaran Danau Segara Anak.
"Ada ratusan yang masih belum bisa keluar. Karena saat kami di atas ada 1.000-an pendaki masih berada di atas Gunung Rinjani," tutur Uspi yang berhasil turun pada Minggu sore.
Menurut pengakuan Uspi, pendakian jalur Senaru di Lombok Utara dan Sembalun di Lombok Timur sudah tidak bisa dilewati karena tertutup material longsoran.
"Sudah enggak bisa lewat, kalau dari danau," ujarnya.
BACA : Ucapan Bu Tien Sebelum Wafat Kepada Soeharto Agar Berhenti Jadi Presiden, Namun Tak Digubris
Gempa saat pendakian
Uspi mengungkapkan dirinya bersama pednaki lainnya sedang menuju puncak Dewi Rinjani saat gempa berlangsung.
Beberapa meter menjelang puncak, tiba-tiba para pendaki dikejutkan dengan getaran hebat.
Panik, para pendaki langsung buru-buru turun ke bawah.
"Getarannya besar sekali di atas, semua pendaki juga lagi tiarap, enggak ada yang berani berdiri, bahkan sejumlah pendaki bule-bule sampai ikut teriak-teriak Allahu Akbar saat di atas minta keselamatan," tutur Uspi.
Ia mengaku bersyukur bisa tiba dengan selamat bersama pendaki asal Thailand yang jumlahnya enam orang hingga jalur pintu masuk Bawak Nao Desa Sembalun. "Alhamdulilah, kami bisa selamat sampai di bawah," pungkasnya.(*)