Tradisi ini patut dilestarikan sebagai penanda bahwa warga Grobogan adalah orang-orang yang berbudi luhur", kata Bupati Grobogan Sri Sumarni, dilansir dari laman Kompas.com.
(Baca Juga :Kisah Haru Seorang Wanita yang Lahirkan Anak Pertamanya di Usia 58 Tahun)
Tradisi Asrah Batin erat hubungannya dengan kepercayaan warga tentang sosok Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah yang diyakini sebagai leluhur pendiri Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.
Menurut mitos, Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung yang terpisah saat keduanya masih kecil.
Keduanya berkelana secara terpisah melewati hutan dan sungai, hingga akhirnya Kedhana berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama dengan Desa Karanglangu.
Sementara itu, Kedhini menetap di suatu desa yang diberi nama Desa Ngombak.
Saat keduanya tumbuh dewasa, mereka bertemu kemudian jatuh cinta dan hampir menikah.
Pernikahan itu akhirnya urung terjadi setelah terungkap bahwa mereka adalah sepasang kakak beradik yang telah lama terpisah.
Kepala Desa Ngombak, Kartini, menyampaikan, tradisi Asrah Batin ini dilaksanakan turun temurun pada Minggu Kliwon untuk mengenang Kedhana dan Kedhini.
(Baca Juga :Makin Cantik dan Awet Muda, Begini Penampilan Marimar Setelah 24 Tahun Berlalu)
"Asrah Batin" sendiri merupakan kata lain dari "Pasrah Batin", dengan kata lain berusaha ikhlas dengan apapun kenyataan yang terjadi.
Pasrah Batin juga pengejawantahan dari rasa syukur kepada Sang Khalik, atas izin Sang Pencipta pernikahan terlarang antara saudara kandung tersebut dapat dicegah.