Grid.ID - WhatsApp meluncurkan 'perkakas' baru, yakni pay-to-use, ditujukan untuk para pengguna yang punya bisnis/ perusahaan.
Pay-to-use itu digunakan para pebisnis untuk berkomunikasi dengan pelanggannya.
BACA: Intip Deretan OOTD Vino G. Bastian dan Marsha Timothy yang Kompak dan Super Keren!
Perusahaan dapat menyediakan informasi dan layanan, seperti tanggal pengiriman barang atau saat barang telah dikirim kepada pelanggan.
Kemudian, pihak pebisnis/ perusahaan akan dikenakan biaya pengiriman pesan.
BACA: Syahnaz Sadiqah Menangis, Bagian Bawah Mata Kanannya Memar dan Bengkak
Setiap pesan yang dikirim akan dikenakan biaya sebesar 0,5 sen hingga 9 sen, tergantung di negara mana penggunanya berada.
Biaya itu kemungkinan bisa lebih mahal dari SMS.
BACA: Ucapan Rasa Syukur Zivanna Letisha Sambut Pekan ASI Sedunia 2018
Dikutip dari BBC pada 2 Agustus 2018, pesan-pesan yang dikirim akan dienkripsi.
Meski begitu, menurut laporan Wall Street Journal, perusahaan bisa menyimpan kopian pesan dalam bentuk dekripsi.
BACA: Hati-hati, Konsumsi 4 Makanan Ini Bisa Bikin Perut Kembung, Salah Satunya Favoritmu nih!
Adanya pesan berbayar ini memungkinkan Facebook menghasilkan uang dari WhatsApp.
Langkah ini -pesan berbayar untuk perusahaan/ pebisnis- dilakukan selang tiga bulan setelah mantan bos WhatsApp, Jan Koum, mengumumkan keluar dari tim yang ia dirikan bersama.
BACA: Sudah Pecah Ketuban, Mytha Lestari Masih Sempat Main Instagram
Seperti diketahui sebelumnya, pada akhir April 2018 lalu, Jan Koum memutuskan untuk keluar dari WhatsApp karena -dikabarkan- adanya perbedaan pendapat dengan Facebook soal privasi data, enkripsi, dan masalah lainnya.
(*)